STRATIFIKASI
SOSIAL
A. Pengertian
Stratifikasi Sosial
Secara
harafiah:
dari bahasa latin yaitu stratum dan socius.
dari bahasa latin yaitu stratum dan socius.
- Stratum ( Tunggal) : tingkatan atau strata (
Jamak) yang berarti berlapis-lapis
- Socius : teman atau masyarakat
- Secara harafiah stratifikasi sosial berarti
Tingkatan-tingkatan yang ada dalam masyarakat
·
Pengertian :
Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (vertikal).
Menurut ahli:
v Pitrim A. Sorokin: Pembeda penduduk atau masyarakat
ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
v Max Webber: Penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis
menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
v Paul B.Horton dan Chester : Sistem
perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat
v Aristoteles : Pada
jaman kuno di dalam setiap negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya
sekali, mereka yang melarat dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.
v Adam Smith :
Masyarakat di bagi menjadi tiga, yaitu orang-orang yang hidup dari penyewaan
tanah, orang-orang yang hidup dari upah kerja, dan orang-orang yang hidup dari
keuntungan perdagangan.
v Thorstein
Veblen : Membagi masyarakat dalam dua golongan yaitu golongan pekerja yang
berjuang mempertahankan hidup dan golongan yang banyak mempunyai waktu luang
karena kekayaannya.
v Prof. Selo
Soemardjan : Pelapisan sosial akan selalu ada selama dalam masyarakat terdapat
sesuatu yang dihargai.
v Robert M.Z.
Lawang : Pelapisan sosial merupakan penggolongan orang-orang dalam suatu sistem
sosial tertentu secara hierarkhis menurut dimensi kekuasaan, privelese, dan
prestise.
v Cuber : stratifikasi sosial sebagai suatu
pola yang ditempatkan diatas kategori dari hak-hak yang berbeda
Dari
Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa stratifikasi sosial adalah pembedaan
kelas-kelas secara vertikal yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat
dari yang lebih tinggi sampai yang paling rendah
B. Proses Terjadinya Pelapisan Stratifikasi Sosial
Pelapisan
Sosial terjadi melalui dua cara sebagai berikut:
a.
Secara tidak disengaja
Ciri-cirinya
sebagai berikut:
1. Pelapisan
sosial terbentuk sejalan dengan perkembangan masyarakat.
2. Pelapisan
sosial terbentuk diluar kontrol masyarakat yang bersangkutan.
3. Pelapisan
sosial terjadi sesuai dengan situasi dan kondisi sosial budaya wilayah yang
bersangkutan.
4. Kedudukan
seseorang dalam suatu lapisan (disertai hak dan kewajibannya) berlangsung
secara otomatis.
b.
Secara Sengaja
Seorang
tokoh bernama Joseph scehum Peler (1883-1950) seorang sosiologi Amerika serikat
mengatakan bahwa pelapisan sosial diperlukan masyarakat agar mampu menyesuaikan
diri dengan keperluan-keperluan yang nyata.
C. Latar
Belakang Timbulnya Stratifikasi Sosial
Stratifikasi
dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sebagai hasil proses dalam
masyarakat. Faktor-faktor penyebabanya adalah kemampuan atau kepandaian, umur
fisik, jenis kelamin, sifat keaslian anggota masyarakat, dan harta benda.
Misalnya seseorang mempunyai kemampuan lebih seperti fisik yang kuat dapat
melindungi yang lemah dan orang yang pandai dan bijaksana akan dijadikan
pemimpin dalam masyarakat. Dengan demikian akan terbentuk lapisan masyarakat
berdasarkan kemampuan tertentu.
Beberapa
kondisi umum yang mendorong terciptanya stratifikasi sosial dalam masyarakat.
Menurut Huky (1982) yaitu faktor-faktor
penyebab terbentuknya stratifikasi sosial dalam masyarakat didukung oleh:
a.
Perbedaan ras dan budaya
Perbedaan ciri biologis, seperti warna kulit, latar
belakang etnis, budaya pada masyarakat tertentu dapat menyebabkan pembagian
sosial tertentu. Misalnya, pelapisan atas dasar warna kulit pada masyarakat
Afrika Selatan pada zaman Apartheid atau anggapan masyarakat Eropa sebelum
Perang Dunia II yang mengatakan bahwa kaum kulit putih adalah lapisan
masyarakat paling atas.
b.
Pembagian tugas yang terspesialisasi
Posisi-posisi dalam spesialisasi ini berkaitan dengan
perbedaan fungsi stratifikasi dan kekuasaan dari order sosial yang muncul.
Perbedaan posisi atau status anggota masyarakat berdasarkan pembagian kerja ini terdapat dalam setiap
masyarakat, baik pada masyarakat primitif maupun pada masyarakat yang sudah
maju.
c.
Kelangkaan
Adanya kelangkaan dalam masyarakat menyangkut pembagian
hak dan kewajiban. Stratifikasi lambat laun terjadi alokasi hak dan kekuasaan
yang jarang atau langka. Kelangkaan ini terasa bila masyarakat mulai membedakan
posisi, alat-alat kekuasaan dan fungsi-fungsi yang ada dalam waktu yang sama.
Kondisi yang mengandung perbedaan hak dan kesempatan diantara para anggota
masyarakat dapat menciptakan stratifikasi sosial.
Secara umum, stratifikasi sosial terbentuk karena
hal-hal berikut:
·
Tugas dan penempatan seseorang dalam masyarakat
·
Hadiah (reward) berdasarkan penilaian materi/non
materi
·
Kelangkaan pekerjaan karena memerlukan
keahlian/ketrampilan
Faktor-faktor penentu dari setiap
masyarakat berbeda-beda. Dalam masyarakat berburu, faktor penentu utamanya
adalah kepandaian berburu. Pada masyarakat bercocok tanam, faktor penentunya
adalah tuan tanah atau pembuka lahan. Stratifikasi sosial sengaja dibentuk
sebagai sub sistem sosial ntuk mewujudkan tujuan tertentu. Perbedaan status dan
peranan dalam stratifikasi sosial mempengaruhi prestise sosial tertentu,
sebagai penghormatan dan penghargaan dari masyarakat kepada pemegang status.
PENENTUAN STRATA
1.
Kekuasaan
Kesempatan
yang ada pada seseorang didalam melaksanakan kemauannya dalam suatu tindakan
2.
Previlese
Hak
istimewa, Hak mendahului, Hak untuk memperoleh perlakuan khusus
3.
Prestise
Kehormatan,
yaitu mendapat pelayanan dan pengawalan ekstra dalam suatu pertemuan.
D. Dasar
Stratifikasi Sosial
Dasar stratifikasi dalam masyarakat
lebih disebabkan karena danya sesutau ya g dihargai lebih, baik itu kekayaan,
ilmu pengetahuan, kekuasaan dan sebagainya. Ukuran yang dipakai untuk
menggolongkan seseorang pada suatu lapisan tertentu adalah ukuran kumulatif dan
bukan ukuran tunggal.
Menurut Soerjono Soekanto, kriteria yang dipakai untuk menggolongkan
anggota masyarakat kepada lapisan tertentu adalah kekayaan, kekuasaan,
keturunan (kehormatan), dan ilmu pengetahuan.
Dasar-dasar stratifikasi sosial Kriteria untuk
menggolongkan masyarakat ke golongan tertentu ditentukan oleh:
a.
Kekayaan
Kriteria kekayaan berkaitan erat dengan pendapatan.
Semakin besar pendapatan seseorang semakin besar kesempatan baginya untuk
memiliki sebanyak mungkin harta benda dan semakin besar peluangnya untuk
menduduki strata atas. Orang yang memiliki harta benda banyak (kaya) akan lebih
dihargai dan dihormati masyarakat daripada orang yang miskin. Karena itu,
masyarakat menempatkan orang-orang ini pada lapisan masyarakat atas.
b.
Kekuasaan
Kekuasaan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
menentukan kehendaknya terhadap orang lain. Kekuasaan ini sangat dipengaruhi
unsur lain seperti kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat, kekayaan,
yang dimiliki, kepandaian, bahkan kelicikan. Anggota masyarakat yang memiliki
kekuasaan dan wewenang terbesar akan menempati lapisan sosial yang paling atas.
Sebaliknya, anggota masyarakat yang tidak mempunyai kekuasaan serta hanya
menjadi bawahan akan menempati lapisan bawah.
c.
Kehormatan
Kehormatan
dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang
disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan
sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang
banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang
berprilaku dan berbudi luhur.
d.
Keturunan
Kriteria keturunan terlepas dari kekayaan dan
kekuasaan. Dalam masyarakat feodal, anggota masyarakat dari keluarga raja atau
kaum bangsawan akan menempati lapisan atas. Mereka umumnya dikenal dengan
ungkapan orang berdarah biru.
e.
Pendidikan/pengetahuan
Dalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan atau
pendidikan, orang yang memiliki keahlian atau profesionalis akan mendapatkan penghargaan
yang lebih besar dibanding orang yang tidak memiliki keahlian dan berpendidikan
rendah ataupun buta huruf.
Stratifikasi timbul karena adanya
sesuatu yang dihargai. Pada masyarakat modern, dasar stratifikasinya meliputi
kekayaan, pendidikan, kekuasaan, kelangkaan. Pada masyarakat Pedesaan, Dasar
stratifikasinya meliputi Kekayaan, kebangsawanan, senioritas, jenis kelamin,
kuat fisik, martabat, kehormatan.
E. Unsur-Unsur
Stratifikasi Sosial
Unsur-unsur stratifikasi sosial Stratifikasi sosial
memiliki dua unsur yaitu:
a. Status dan
Kedudukan
Status adalah posisi seseorang dalam
suatu kelompok sosial. Status merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam
tingkah laku manusia. Ada 3 cara memperoleh status:
- Ascribe Status merupakan kedudukan yang di
peroleh seseorang secara otomatis tanpa usaha yaitu melalui
kelahiran. Misalnya, seorang anak memperoleh gelar bangsawan dari
orang tuanya.
- Achived Status merupakan status atau kedudukan
seseorang yang diperoleh melalui usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan
ini bersifat tebuka bagi siapa saja. Misalnya kedudukan yang diperoleh
melalui pendidikan, seperti dokter, insinyur, guru dll.
- Assigned Status merupakan status atau kedudukan
yang diberikan. Kedudukan ini merupakan kombinasidari peolehan status
melalui usaha dan di peroleh secara otomatis. Status ini diperoleh melalui
penghargaan atau pemberian dari pihak lain. Misalnya, jasa atas perjuangan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Contoh: gelar
pahlawan, penerima kalpatru dan siswa teladan.
Dalam kehidupan masyarakat selalu
ada benturan-benturan atau pertentangan yang dialami seseorang yang berkaitan
dengan status yang dimilikinya. Hal ini disebut Konflik status. Konflik status dapat dibedakan menjadi 3 sebagai
berikut:
1.
Konflik status bersifat Individual
Konflik
status yang dirasakan oleh orang yang bersangkutan dan batinnya sendiri.
Contoh: seorang wnita harus memilih menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir
yang bekerja di kantor.
2.
Konflik status bersifat antar kelompok
Konflik
kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok satu dan kelompok lain.
Contoh:
peraturan yang dikeluarkan oleh suatu departemen bertentangan dengan dengan
departemen lain sehingga menimbulkan konflik antara keduanya.
3. Konflik status
bersifat antar individu
Konflik
status yang terjadi antar individu yang satu dengan yang lain.
Contoh:
·
Seorang istri bertengkar dengan suaminya karena
masalah kenakalan anaknya.
·
Seorang polisi harus menangkap penjahat untuk
mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat, walaupun penjahat itu adalah
anaknya.
Simbol
status adalah penggunaan simbol-simbol/lambang untuk menunjukan kedudukan
seseorang dalam masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk tingkah laku
seseorang/kelompok yang sesuai dengan status yang dimilikinya yang dapat
dilihat dari kehidupannya sehari-harimelalui ciri-ciri tertentu, seperti gaya
bicara, cara berpakaian, cara rekreasi, cara menggunakan waktu senggang,
memakai tanda pangkat dan sebagainya.
b. Peran
Peran adalah
perilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan
peranan. Menurut Soerjono Soekanto di dalam
peran mengandung tiga hal:
§ Norma-norma
di dalam masyarakat
Peranan
meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam
masyarakat yang merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing
seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
§ Konsep
tentang yang dilakukan
Peranan
merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi
§ Perilaku
individu
Peranan
sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat
Peran merupakan
aspek yang dinamis dari suatu kedudukan atau status. Peranan memiliki beberapa
fungsi bagi individu maupun orang lain. Fungsi-funsi tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Mempertahankan
kelangsungan struktur masyarakat
b. Membantu
mereka yang tidak mampu dalam masyarakat
c. Menjadi
sarana aktualisasi diri
Konflik peranan
timbul apabila orang harus memilih peranan dari dari dua status atau lebih yang
dimilikinya. Umumnya konflik timbul karena peranan-peranan itu saling
bertentangan. Hal ini umumnya terjadi ketika seseorang berada dalam keadaan
tertekan karena merasa dirinya tidak mampu atau tidak sesuai untuk melakukan
perannya dengan sempurna.
F. Macam-Macam Pelapisan (stratifikasi) sosial
1. Berdasarkan
status yang diperoleh secara Alami
a. Stratifikasi
berdasarkan perbedaan usia
b. Stratifikasi
berdasarkan senioritas
c. Stratifikasi
berdasarkan jenis kelamin
d. Stratifikasi
berdasarkan sistem kekerabatan
e. Stratifikasi
berdasarkan keanggotaan dalam kelompok tertentu
2. Berdasarkan
status yang diperoleh melalui serangkan usaha
a. Stratifikasi
sosial atas dasar pendidikan
b. Stratifikasi
sosial atas dasar pekerjaan
Berdasarkan
maka pencaharian stratifikasi sosial dibedakan sbb:
-
Elite: orang-orang kaya yang menempati kedudukan tertinggi
-
Prefesional : orang-orang yang berijazah dan bergelar kesarjanaan
-
Semi profesional : para pegawai kantor, pedagang, teknisi berpendidikan
menengah
-
Tenaga terampil : orang-orang yang mempunyai keterampilan teknik mekanik.
-
Tenaga tidak terdidik : misal, pembantu rumah tangga dan tukang kebun.
c. Stratifikasi
sosial atas dasar ekonomi
d. Stratifikasi
sosial atas dasar kriteria sosial
e. Stratifikasi
atas dasar kriteria politik
Seorang tokoh
bernama Mac Iver menyebutkan adanya tiga pola umum dalam
stratifikasi
politik yaitu:
a. Tipe
kasta
Sistem
lapisan kekuasaan dengan garis-garis pemisah yang tegas dan kaku.
b. Tipe
oligarki
mempunyai
garis pemisah yang tegas, tetapi dasar untuk menentukan perbedaan kelas.
c. Tipe
Demokrastis
Garis-garis pemisah
antara lapisan luwes/fleksibel/tidak kaku.
G. Sifat
dan Fungsi Stratifikasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya, stratifikasi sosial dibedakan
menjadi:
1. Stratifikasi
sosial tertutup (closed social stratification)
Stratifikasi
dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertical.
Stratifikasi sosial ini bersifat diskriminatif.
2. Stratifikasi
sosial terbuka (opened social stratification)
Stratifikasi
ini bersifat demokratis. Kemungkinan mobilitas sangat besar.
3. Stratifikasi
sosial campuran
Stratifikasi
sosial merupakan kombinasi antara stratifikasi sosial tertutup dan terbuka.
Fungsi
Stratifikasi sosial yaitu sebagai berikut:
Ø Distribusi
hak-hak istimewa yang objectif, seperti menentukan penghasilan, tingkat
kekayaan, keselamatan dan wewenang
Ø Sistem
pertanggaan pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut prestise dan
penghargaan
Ø Kriteria
sistem pertentangan yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi, keanggotaan
kelompok, kerabat tertentu, milik, wewenang atau kekuasaan.
Ø Penentu
lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara
berpakaian dan bentuk rumah.
Ø Tingkat
mudah sukarnya bertukar kedudukan
Ø Alat
solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem
sosial yang sama dalam masyarakat.
H. Pembagian
Kelas atau Golongan
Terdapat beberapa
karakteristik stratifikasi sosial yang umumnya terjadi dalam masyarakat.
Karakteristik-karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
·
Adanya perbedaan status dan peranan
·
Adanya distribusi hak dan kewajiban
·
Adanya prestise dan penghargaan
·
Adanya simbol dalam status
·
Adanya pola interaksi yang berbeda
·
Adanya stratifikasi yang melibatkan
kelompok
·
Adanya strstifiksi yang bersifat
universal
Bentuk
pembagian kelas atau golongan tentu berbeda antara masyarakat yang satu dengan
masyarakat yang lainnya. Bentuk itu sangat dipengaruhi oleh faktor yang menjadi
dasarnya yaitu:
1. Ekonomi
Pembagian atau
pelapisan masyarakat berdasarkan ekonomi akan membedakan masyarakat atas kepemilikan
harta. Berdasarkan atas kepemilikan harta, masyarakat dibagi dalam 3 kelas:
-
Kelas atas
Terdiri dari kelompok
orang-orang kaya yang dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan
secara berlebihan.
-
Kelas menengah
Terdiri dari kelompok
orang-orang berkecukupan yang sudah bisa memenuhi kebutuhan pokok
-
Kelas bawah
Terdiri dari kelompok orang miskin
yang masih belum bisa memenuhi kebutuhan primer
Secara umum, pelapisan masyarakat di
negara-negara demokratis meliputi enm golongan sebagai berikut:
·
Elite
Orang-orang kaya dan
orang-orang yang menempati kedudukan/pekerjaan yang oleh masyarakat sangat
dinilai atau dihargai.
·
Profesional
Orang-orang yang
berijazah dan bergelar serta dari dunia perdagangan yang berhasil
·
Semi profesional
Pegawai kantor, pedagang,
teknisi yang berpendidikan menengah, dan mereka yang tidak bergelar
·
Skill
Orang-orang yang
mempunyai ketrampilan mekanis, teknis, dan kapster
·
Semi skill
Pekerja pabrik tanpa
ketrampilan, supir, pelayan restoran
·
Unskill
Pramuwisma, tukang
kebun, pasukan kuning (pegawai kebersihan jalan)
2. Sosial
Sistem pelapisan yang
mengelompokan masyarakat menurut status. Umumnya nilai dan status seseorang
dalam masyarakat di ukur dari prestise atau gengsi.
3. Politik
Pelapisan masyarakat
didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Makin besar wewenang atau kekuasaan
seseorang, semakin tinggi lapisan sosialnya
I. Hubungan
Stratifikasi Sosial dengan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Stratifikasi Sosial
berhubungan dengan ilmu kesehatan masyarakat yaitu bermanfaat untuk pembeda
cara bersosialisasi pada masyarakat yang berpendidikan dan yang kurang
berpendidikan. Dalam proses penyuluhan dibutuhkan stratifikasi sosial untuk
mengenali lapisan-lapisan dan strata yang ada di dalam masyarakat, sehingga
proses penyuluhan dapat berlangsung dengan baik. Dalam Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Stratisikasi sosial sangat berguna untuk mempelajari sistem
perbedaan status atau kelas-kelas pembeda dalam masyarakat yaitu untuk
dijadikan sebuah acuan dalam menangani masalah-masalah kesehatan.
J. DAFTAR
PUSTAKA
Maryati,
kun. 1999. Sosiologi Jilid 1.
Jakarta: Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar