Jumat, 05 Juli 2013

makalah tentang merkuri


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seiring dengan bertambahnya kebutuhan manusia, banyak diciptakan pemuas atau pemenuhan kebutuhan manusia. Salahsatunya, dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan berbagai bahan kimia. Dari mulai makanan yang kita makan, bahan pewarna, pengawet, pembungkus produk-produk telah menggunakan bahan kimia, bahkan untuk bahan alat kecantikan pun ditambah dengan bahan kima.
Sebagian besar dari masyarakat tidak menyadari akan bahaya dari bahan-bahan kimia tersebut, bahan kimia yang banyak digunakan didalam kehidupan sehari-hari. Berbagai polusi di sekitar kita merupakan berbagai akibat dari bahan-bahan kimia yang kita gunakan, dari polusi udara yang disebabkan oleh berbagai gas yang menyebabkan polusi, bermacam pupuk yang digunakan para petani kita juga menyababkan polusi tanah. Zat kimia buatan manusia berupa barang-barang yang kontak dengan kita pada kehidupan sehari-hari pun bisa membahayakan kesehatan.
Zat kimia membuat kehidupan kita menjadi lebih baik, tetapi di sisi lain bisa zat kimia bisa mengerogoti kesehatan kita. Zat kimia memang tidak memberikan akibat secara langsung dan cepat namun, membutuhkan waktu lama. Sehingga kita akan merasakan dampaknya di kemudian hari. Contohnya, jika kita menyimpan makanan dalam wadah plastik yang bukan terbuat dari plastik dan bukan food grade bisa dikatakan tidak aman. Apalagi, disaat makanan tersebut masih panas. Sehingga membuat zat racun pada wadah tersebut menguap dan bercampur dengan makanan. Saat memilih alat kecantikan atau cosmetik pun sebaiknnya harus berhati-hati karena tak sedikit yang dicampur dengan bahan kimia yang akan mengganggu kesehatan kulit kita.
Bagaimana agar masyarakat lebih banyak mengkonsumsi makanan atau alat-alat yang berbahan organik daripada yang mengandung zat kimia dalam kehidupan sehari-hari. Perihal inilah yang merupakan alasan dilakukannya penelitian dengan judul “MERKURI”.

B.     Tujuan
Untuk mengetahui kegunaa, efek positif dan efek negatif dalam menggunakan merkuri di kehidupan sehari-hari.







BAB II
ISI

A.    Merkuri
Merkuri atau air raksa diberikan simbol kimia Hg yang merupakan singkatan yang berasal bahasa Yunani Hydrargyricum (air/cairan perak) dengan nomor atom 80 serta mempunyai massa molekul relatif 200,59. Unsur golongan logam transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur (bersama cesiumfransiumgalium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar, serta mudah menguap.
Hg akan memadat pada tekanan 7.640 Atm.  Kelimpahan Hg di bumi menempati di urutan ke-67 di antara elemen lainnya pada kerak bumi. Raksa banyak digunakan sebagai  bahan penambal gigi, termometerbarometer, dan peralatan ilmiah lain. Bentuk fisik dan kimianya sangat menguntungkan karena merupakan satu-satunya logam yang berbentuk cair dalam temperatur kamar (25°C), titik bekunya paling rendah (-39°C), mempunyai kecenderungan menguap lebih besar, mudah bercampur dengan logam-logam lain menjadi logam campuran (Amalgam/Alloy), juga dapat mengalirkan arus listrik sebagai konduktor baik tegangan arus listrik tinggi maupun tegangan arus listrik rendah sehingga merkuri banyak digunakan dalam laboratorium maupun industri.
Sebagian besar merkuriyang terdapat di alam ini dihasilkan oleh sisa industri dalam jumlah ± 10.000 ton setiap tahunnya. Penggunaan merkuri sangat luas di mana ± 3.000 jenis kegunaan dalam industri pengolahan bahan-bahan kimia, proses pembuatan obat-obatan yang digunakan oleh manusia serta sebagai bahan dasar pembuatan insektisida untuk pertanian.
Beberapa logam toksik, dalam hal ini logam merkuri, mempunyai separuh hayat biologi yang panjang dan menyebabkan akumulasi di dalam tubuh. Merkuri dapat digolongkan sebagai merkuri organik dan anorganik sebagai berikut:
a.    Unsur Merkuri (Hg0)
Mempunyai tekanan uap yang tinggi dan sukar larut di dalam air. Pada suhu kamar kelarutannya kira-kira 60 mg/l dalam air dan antara 5- 50 mg/l dalam lipida. Bila ada oksigen, merkuri diasamkan langsung ke dalam bentuk ionik. Uap merkuri hadir dalam bentuk monoatom (Hg). Saluran pernapasan merupakan jalan utama penyerapan unsur raksa dalam bentuk uap. 
b.    Merkuri Anorganik (Hg2+ dan Hg2 2+)
Di antara dua tahapan pengoksidaan, Hg2+ adalah lebih reaktif. Ia dapat membentuk kompleks dengan ligan organik, terutama golongan sulfurhidril. Contohnya HgCl2 sangat larut dalam air dan sangat toksik, sebaliknya HgCl tidak larut dan kurang toksik.
c.    Merkuri Organik
Merkuri organik adalah senyawa merkuri yang terikat dengan satu logam karbon, contohnya metil merkuri. Metil merkuri merupakan merkuri organik yang selalu menjadi perhatian serius dalam toksikologi. Ini karena metil merkuri dapat diserap secara langsung melalui pernapasan dengan kadar penyerapan 80%. Uapnya dapat menembus membran paru-paru dan di dalam darah, 90% dari metil merkuri diserap ke dalam sel darah merah.

B.     Struktur Merkuri
Merkuri dibagi menjadi beberapa jenis dan strukturnya, yaitu:
Merkuri organik (RHg, R2Hg, ArHg)
·        Merkuri disiano diamida (CH3-Hg-NHCNHNHCN)
·        Metil merkuri nitril (CH3-Hg-CN)
http://www.lookchem.com/300w/2010/0620/2597-97-9.jpg
·        Metil merkuri asetat (CH3-Hg-COOH)
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cf/Mercury(II)-acetate-from-xtal-1973-2D.png/256px-Mercury(II)-acetate-from-xtal-1973-2D.png
·        Senyawa etil merkuri klorida (C2H5-Hg-Cl)
·        Fenil merkuri asetat (FMA)
·        ThimerosalThimerosal mengandung 49.6 % etil merkuri



Merkuri anorganik (Hg+, Hg2+)
·        Merkuri nitrat (Hg(NO3)2)
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/7c/Mercury(I)-nitrate.png
·        Merkuri klorida (HgCl2)
·        Merkuri oksida (HgO)

C.    Kegunanaan Merkuri
Penggunaan logam merkuri pada saat ini sudah hampir mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dan lingkungan. Merkuri digunakan berdasarkan kegunaannya. Seperti, merkuri digunakan dalam bidang kesehatan atau kedokteran, pertanian, dan industri. Dalam bidang kesehatan atau kedokteran misalnya merkuri digunakan sebagai campuran untuk bahan penambal gigi (amalgam), pemutih gigi oleh para Dokter gigi, obat-obatan (obat pencahar, obat diuretik dan antiseptik), juga sebagai bahan untuk cairan Termometer. 
Dalam bidang pertanian, merkuri digunakan untuk membunuh jamur sehingga baik digunakan untuk pengawet produk hasil pertanian. Merkuri organik juga digunakan untuk pembasmi hama pada tanaman seperti buah apel dan juga digunakan sebagai pembasmi hama padi.
Dalam bidang industri, terbanyak adalah pabrik alat-alat listrik yang menggunakan lampu-lampu merkuri untuk penerangan jalan raya. Hal ini disebabkan biaya pemasangan dan operasi yang murah dan arus listriknya dapat dialiri dengan voltase yang tinggi. Merkuri juga digunakan pada pembuatan baterai, karena baterai dengan bahan yang mengandung merkuri dapat tahan lama dan tahan terhadap kelembapan yang tinggi. Kemudian merkuri juga dipergunakan dalam industri cat sebagai salah satu bahan untuk membuat cat.

D.    Efek Positif dan Negatif Penggunaan Merkuri untuk Kesehatan
Semua bahan kimia pastinya memiliki manfaat atau kerugian dalam penggunaannya. Namun, sebagian besar bahan kimia memiliki manfaat yang kerugian yang akan terasa efek setelah jangka waktu yang cukup panjang. Seperti bahan kimia yang lainnya, merkuri pun memiliki efek positif dan negatif untuk kesehatan.
·         Efek positif merkuri untuk kesehatan
Efek positif untu kesehatan, merkuri digunakan sebagai campuran untuk bahan penambal gigi (amalgam) oleh para Dokter gigi, obat-obatan, juga sebagai bahan untuk cairan Termometer. Oleh Dokter gigi merkuri digunakan sebagai penambal bagi pasien yang memiliki gangguan pada giginya yaitu gigi yang berlubang.
Dan pada obat-obatan umumnya digunakan oleh para Dokter kecantikan atau kulit untuk produk pemutih atau perawatan wajah seperti pencegahan jerawat, dan lain-lain. Pada termometer tentunya berfungsi untuk menunjukan suhu pada pasien, namun pada termometer digital sudah tidak menggunakan air raksa atau merkuri lagi. 
·         Efek negatif merkuri untuk kesehatan
Pada dasarnya telah lama diketahui bahwa merkuri dan turunannya sangat beracun, sehingga kehadirannya di lingkungan perairan dapat mengakibatkan kerugian pada manusia karena sifatnya yang mudah larut dan terikat dalam jaringan tubuh organisme air. Pengaruh toksisitas merkuri terhadap ikan dan biota perairan dapat bersifat lethal dan sublethal. Pengaruh lethal disebabkan gangguan pada saraf pusat sehingga ikan tidak bergerak atau bernapas akibatnya cepat mati. Pengaruh sub lethal terjadi pada organ-organ tubuh, menyebabkan kerusakan pada hati, mengurangi potensi untuk perkembangbiakan, pertumbuhan dan sebagainya. 
Selain itu pencemaran perairan oleh merkuri mempunyai pengaruh terhadap ekosistem setempat yang disebabkan oleh sifatnya yang stabil dalam sedimen, kelarutannya yang rendah dalam air dan kemudahannya diserap dan terkumpul dalam jaringan tubuh organisme air, baik melalui proses bioaccumulation maupun biomagnification yaitu melalui food chain. Merkuri yang dapat diakumulasi adalah merkuri yang berbentuk methyl merkuri (CH3Hg), yang mana dapat diakumulasi oleh ikan, dan juga merupakan racun bagi manusia.
Sehingga menimbulkan efek negatif bagi manusia yaitu, sistem saraf pusat adalah target organ dari toksisitas metil merkuri tersebut, sehingga menimbulkan gejala yang terlihat erat hubungannya dengan kerusakan saraf pusat. Gejala yang timbul adalah sebagai berikut:
-          Gangguan saraf sensoris: Paraesthesia, kepekaan menurun dan sulit menggerakkan jari tangan dan kaki, penglihatan menyempit, daya pendengaran menurun, serta rasa nyeri pada lengan dan paha.
-          Gangguan saraf motorik: lemah, sulit berdiri, mudah jatuh, ataksia, tremor, gerakan lambat, dan sulit berbicara.
-          Gangguan lain: gangguan mental, sakit kepala. Tremor pada otot merupakan gejala awal dari toksisitas merkuri tersebut.
Tetapi derajat berat atau ringannya toksisitas ini bergantung pada lama mengkonsumsi, dan umur dari penderita. Dengan demikian, semakin banyak dan semakin lama orang mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi metil merkuri per hari, maka semakin berat gejala terjadinya penyakit karena toksisitas metil merkuri tersebut. Di samping itu, anak-anak lebih peka terhadap toksisitas metil merkuri ini daripada orang dewasa.
Selain dari pencemaran limbah yang menggunakan merkuri, dalam bidang kesehatan kulit pun merkuri menimbulkan efek negatif. Awalnya penggunaan kosmetik yang mengandung merkuri memang menimbulkan efek positif, seperti kulit lebih terlihat halus dan sehat. Namun, setelah penggunaan dalam jangka waktu yang cukup panjang, penggunaan kosmetik yang mengandung merkuri menimbulkan efek negatif, yaitu:
-          Dapat memperlambat pertumbuhan janin, bahkan bisa mengakibatkan keguguran (Kematian janin dan Mandul).
-          Flek hitam pada kulit akan memucat (seakan pudar) dan bila pemakaian dihentikan, flek itu dapat atau akan timbul lagi dan bertambah parah (melebar).
-          Efek rebound yaitu memberikan respon berlawanan, kulit akan menjadi gelap atau kusam saat pemakaian kosmetik dihentikan.
-          Bagi Wajah yang tadinya bersih lambat laun akan timbul flek yang sangat parah (lebar).
-          Dapat mengakibatkan kanker kulit.
Walau tidak seburuk efek merkuri yang tertelan dari makanan ikan yang tercemar, tetap menimbulkan efek buruk pada tubuh. Kendati cuma dioleskan ke permukaan kulit, merkuri mudah diserap masuk ke dalam darah, lalu ,memasuki system saraf tubuh. Manifestasi gejala keracunan merkuri akibat pemakaian krim kulit muncul sebagai gangguan system saraf, seperti tremor (gemetar), insomnia (tidak bisa tidur), pikun, gangguan penglihatan, ataxia (gerakan tangan tak normal), gangguan emosi, depresi, dan lain-lain.
Oleh karena umumnya tak terduga kalau itu penyakitnya, kasus keracunan merkuri sering didiagnosis sebagai kasus Alzheimer, Parkinson, atau penyakit gangguan otak. Setelah sekian lama, kosmetik tersebut akan diserap melalui kulit dan dialirkan melalui darah ke seluruh tubuh, akhirnya merkuri itu akan mengendap di dalam ginjal, sehingga menyebabkan gagal ginjal yang sangat parah bagi pemakainya dan menyebabkan kematian. Merkuri dalam krim pemutih yang mungkin tidak tercantum pada labelnya dapat menimbulkan keracunan bila digunakan untuk waktu lama. Produk kosmetik yang dipakai tersebut akan menyebabkan iritasi parah pada kulit, yakni berupa kulit yang kemerah-merahan dan menyebabkan kulit menjadi mengkilap secara tidak normal.
Cara mengetahui produk kosmetik bermerkuri, yaitu umumnya menjanjikan wajah putih dalam tempo singkat. Seperti, seminggu saja menggunakan produk ini, wajah langsung putih dan halus.












BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Merkuri memiliki efek positif dan negatif yang bermacam-macam untuk kesehatan. Efek posotif merkuri dapat digunakan sebagai campuran untuk bahan penambal gigi (amalgam), pemutih gigi oleh para Dokter gigi, obat-obatan (obat pencahar, obat diuretik dan antiseptik), juga sebagai bahan untuk cairan Termometer. Dan efek negatif dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf, kulit dan ginjal

B.     Saran
Dalam memilih produk yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari hendaknya lebih teliti dan menjauhi penggunaan produk yang mengandung bahan kimia. Walau memberi efek positif, namun apabila digunakan dalam jangka panjang akan memberika efek negatif.






DAFTAR PUSTAKA

Achmad, R. 2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: ANDI

Alfian, Z. 2006. Merkuri: Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya Bagi Kesehatan Manusia dan Lingkungan. [Online]. Avaliable: http://library.usu.ac.id/download/e-book/zul%20alfian.pdf. [18 Desember 2012]

Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Konisius.

Hutabarat, S dan Steward M E. 1985. Pengantar Oseanografi. Jakarta: UI-Press.

Martono, H. 2005. Penanganan Kasus Keracunan Metil Merkuri di Minamata. Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Masriani dan Eny E. 2003. Usaha Pemanfaatan Kepah (Batissa Sp) Sebagai Bioindikator Tingkat Cemaran Logam Berat Pb dan Cd di Perairan Sungai Kapuas. Laporan Penelitian. Pontianak: FKIP UNTAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar