Jumat, 05 Juli 2013

makalah tentang parasetamol


BAB I
Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
Di zaman sekarang ini semakin tidak menentunya cuaca atau iklim di negara Indonesia maupun di negara-negara lain merupakan akibat dari tingkah laku dan perbuatan manusia. Mulai dari penebangan hutan yang merajalela sampai pola hidup yang tidak baik. Seiring dengan musim yang berjalan dengan tidak menentu sehingga menyebabkan seseorang mudah sakit. Di era sekarang obat- obatan banyak dijual bebas di apotik dan toko obat, sehingga banyak dari kita sering menggunakan obat-obatan tanpa pengawasan dokter. Penggunaan obat yang tidak sesuai dengan aturan atau petunjuk dokter sangat berbahaya bagi tubuh akibat atau efeknya bisa langsung kelihatan dan bahkan mungkin baru beberapa tahun ke depan.
Setiap orang tentunya pernah merasakan rasa nyeri. Mulai dari nyeri ringan seperti sakit kepala, nyeri punggung, nyeri haid, reumatik dan lain-lain seperti nyeri yang berat. Obat nyeri itu dinamakan obat analgesik. Analgesik yang sering digunakan salah satunya adalah parasetamol. Selain sebagai analgesik, parasetamol juga dapat digunakan untuk obat antipirek (demam). Parasetamol banyak digunakan karena disamping harganya murah, parasetamol adalah anti nyeri yang aman untuk swamedikasi (pengobatan mandiri.
Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit menjelang menstruasi, dan diindikasikan juga untuk demam. Parasetamol itu aman terhadap lambung juga merupakan Analgesik pilihan untuk ibu hamil maupun menyusui. Tapi bukan berarti parasetamol tidak mempunyai efek samping. Efek samping parasetamol berdampak ke liver atau hati. Parasetamol bersifat toksik di hati jika digunakan dalam dosis besar.
Parasetamol (Asetaminofen) merupakan senyawa organik yang banyak digunakan dalam obat sakit kepala karena bersifat analgesik (menghilangkan sakit), sengal-sengal, sakit ringan, dan demam. Parasetamol digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik salesma dan flu. Untuk mengetahui lebih jelasnya tentang parasetamol, kita akan membahas mengenai apa pengertian parasetamol, apa saja kegunaan atau manfaat dari parasetamol serta  dampak atau efek samping parasetamol yang tidak sesuai dengan dosis.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan parasetamol?
2.      Apa saja kegunaan parasetamol di bidang kesehatan?
3.      Apa dampak atau efek samping parasetamol?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui yang dimaksud dengan parasetamol
2.      Mengetahui kegunaan parasetamol di bidang kesehatan
3.      Mengetahui dampak atau efek samping parasetamol






















BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian Paracetamol
            Sebelum penemuan asetaminofen atau parasetamol, zaman dahulu kulit sinkona digunakan sebagai agen antipiretik, selain digunakan untuk menghasilkan obat antimalaria, kina. Karena pohon sinkona semakin berkurang pada 1880-an, sumber alternatif mulai dicari. Terdapat dua agen antipiretik yang dibuat pada 1880-an; asetanilida pada 1886 dan fenasetin pada 1887. Pada masa ini, parasetamol telah disintesis oleh Harmon Northrop Morse melalui pengurangan p-nitrofenol bersama timah dalam asam asetat gletser. Walaupun proses ini telah dijumpai pada tahun 1873, parasetamol tidak digunakan dalam bidang pengobatan hingga dua dekade setelahnya. Pada 1893, parasetamol telah ditemui di dalam air kencing seseorang yang mengambil fenasetin, yang memekat kepada hablur campuran berwarna putih dan berasa pahit.
Pada tahun 1899, parasetamol dijumpai sebagai metabolit asetanilida. Namun penemuan ini tidak dipedulikan pada saat itu. Pada 1946, Lembaga Studi Analgesik dan Obat-obatan Sedatif telah memberi bantuan kepada Departemen Kesehatan New York untuk mengkaji masalah yang berkaitan dengan agen analgesik. Bernard Brodie dan Julius Axelrod telah ditugaskan untuk mengkaji mengapa agen bukan aspirin dikaitkan dengan adanya methemoglobinemia, sejenis keadaan darah tidak berbahaya. Di dalam tulisan mereka pada 1948, Brodie dan Axelrod mengaitkan penggunaan asetanilida dengan methemoglobinemia dan mendapati pengaruh analgesik asetanilida adalah disebabkan metabolit parasetamol aktif. Mereka membela penggunaan parasetamol karena memandang bahan kimia ini tidak menghasilkan racun asetanilida.
Obat anti-Inflamasi non steroid (OAINS) adalah sekelompok besrar obat yang memilki sifat anti-inflamasi, antipiretik, dan analgesik dengan derajat yang bervariasi. Obat golongan ini menghambat 2 enzim siklo-oksigenase (COX-1dan COX-2) yang di perlukan untuk sintesis prostaglandin (yang meningkatkan inflamasi dan menyebabkan nyeri). OAINS dapat di klasifikasikan berdasarkan kekuatannya. Parasetamol termasuk dalam OAINS lemah. Parasetamol ini analgesik yang lebih lemah dari pada aspirin, dan tidak mempunyai efek anti-inflamasi. Obat ini tidak mengiritasi lambung dan dapat diberikan secara aman pada pasien dengan riwayat dispepsia atau tukak lambung. Sediaan elixir parasetamol untuk anak-anak lebih disukai dari pada aspirin.
Parasetamol dikenal juga dengan nama Asetaminofen. Obat ini memiliki khasiat yang sam seperti aspirin tetapi lebih aman bagi lambung. Analgesik Asetaminofen (derivat-para-fenol) adalah obat tanpa resep yang populer yang di pakai oleh bayi, anak-anak, dewasa, orang lanjut usia untuk nyeri, rasa tidak enak dan demam.  Hampir semua obat sakit kepala atau demam yang berada di pasaran menggunakan zat aktif praseamol ini. Penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada ginjal dan hati. Kata asetaminofen dan parasetamol berasal dari singkatan nama kimia bahan tersebut: Versi Amerika yaitu N-asetil-para-aminofenol Asetominofen dan Versi Inggris yaitu para-asetil-amino-fenol Parasetamol.
Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit menjelang menstruasi, dan diindikasikan juga untuk demam. Parasetamol itu aman terhadap lambung juga merupakan Analgesik pilihan untuk ibu hamil maupun menyusui. Tapi bukan berarti parasetamol tidak mempunyai efek samping. Efek samping parasetamol berdampak ke liver atau hati. Parasetamol bersifat toksik di hati jika digunakan dalam dosis besar.
Asetaminofen atau parasetamol memiliki efek antipiretik dan nonnarkotik yang hampir sama dengan aspirin. Asetaminofen atau parasetamol tidak menghambat agregasi trombosit juga tidak menyebabkan distres atau pendarahan lambung. Ia hanya mempunyai respons inflamasi yang lemah. Asetaminofen diabsorpsi oleh saluran gastrointestinal dan dimetabolisme dalam hati untuk mengaktifkan zat-zat metabolisme dalam hati. Waktu puncak bagi asetaminofen terjadi dalam 2 jam dan waktu paruhnya 3 jam.
            Parasetamol (Panadol, Tylenol) adalah obat antinyeri dan antidemam paling banyak digunakan karena pada takaran biasa bersifat aman, tanpa memberikan efek samping, juga aman bagi anak kecil dan wanita hamil apabila dimakan dalam waktu singkat. Daya kerja parasetamol  hampir sama kuatnya dengan asetosal dan lama kerjanya cenderung lebih singkat.

            Parasetamol merupakan senyawa kimia organik yang banyak digunakan dalam obat sakit kepala karena bersifat analgesik (menghilangkan sakit). Parasetamol atau 4-hidroksiasetanilida dengan rumus molekul  dan bobot molekul 152.16, rumus bangun dari parasetamol adalah sebagai berikut:

            OH

HN                                                         


                           O
Struktur molekul Parasetamol
Nama Kimia                  : 4- Hidroksiasetanilida
Rumus Molekul             :
Molekul                         : 151,16
Pemerian                       : serbuk, putih, tidak berbau, rasa sedikit pahit.
Kelarutan                      : larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N, mudah larut dalam etanol

Sifat Fisis dari parasetamol yaitu:
         Densitas:1.263 g/cm³
         Titik Lebur:169 °C (336 °F)
         Massa Molar:151.17 g/mol
         Ksp:1.4 g/100 ml or 14 mg/mL (20 °C)
         Berwujud butiran kristal putih, rasa pahit
         Larut dalam air,alkohol,aseton,gliserol,propylene glycol,gliserol,kloroform,metil alkohol, dan hidroksida alkali, tak larut dalam benzena dan eter.
         Stabil pada pH > 6, dan tidak stabil pada pH asam atau pada kondisi alkaline
         Ikatan jenuh mudah putus, menjadi asam asetik dan p-aminophenol.
Sifat kimia dari parasetamol yaitu:
         Formula:
         Senyawa turunan benzena tersubstitusi oleh 2 gugus fungsi yaitu hidroksil dan amida( acetamida/ ethenamida )
         Tersusun dari senyawa N-acetyl-para-aminophenol dan para-acetyl-amino-phenol.

Kaitan Sifat Fisis, kimia & Gugus Fungsi dengan Fungsi Paracetamol
1.      Mekanisme reaksi parasetamol
Paracetamol bekerja dengan mengurangi produksi prostaglandins dengan mengganggu enzim CycloOksigenase ( COX ). Parasetamol menghambat kerja COX pada sistem syaraf pusat yang tidak efektif dan sel edothelial dan bukan pada sel kekebalan dengan peroksida tinggi. Kemampuan menghambat kerja enzim COX yang dihasilkan otak inilah yang membuat paracetamol dapat mengurangi rasa sakit kepala dan dapat menurunkan demam tanpa menyebabkan efek samping yang tidak seperti analgesik-analgesik lainnya.
2.      Metabolisme
Paracetamol terutama dimetabolismekan melalui konjugasi di hati dengan mengubahnya menjadi senyawa yang tak aktif melalui konjugasi dengan sulfat dan glucuronide kemudian diekskresikan melalui ginjal. Sedangkan sebagian kecil, dimetabolismekan dengan bantuan enzim sitokrom P450. Parasetamol berupa serbuk hablur putih, tidak berbau dan memiliki rasa yang sedikit pahit dengan titik lebur 169-170.5 . Parasetamol mudah larut ke dalam air mendidih,  sangat mudah larut dalam chloroform, larut dalam etanol, metanol, dimetil formamida, aseton dan etil asetat, namun praktis tidak larut dalam benzen.
            Parasetamol memiliki serapan maksimum dalam larutan asam pada panjang gelombang 245 nm (A11=668a) dan dalam larutan basa pada panjang gelombang 257 nm (A11=715a) sedangkan pada inframerah memperlihatkan puncak pada 1506, 1657, 1565, 1263, 1227, 1612 cm−1.
Parasetamol merupakan senyawa yang bersifat asam dengan pKa 9.5. Parasetamol dapat diabsorpsi cepat melalui usus dan konsentrasi tertinggi dalam plasma yang di capai dalam waktu ½ jam dan masa paruh dalam plasma antara 1-3 jam, di metabolisme oleh enzim mikrosom dan di eksresi melalui ginjal. Turunan dari para-aminofenol ini bekerja sebagai analgetik-antipiretik serta memiliki aktivitas antiinflamasi yang rendah dan dapat di berikan secara oral, intravena serta rektal. Parasetamol merupakan obat pilihan pertama dalam penanganan nyeri dan demam karena relatif aman, tidak mengiritasi lambung dan dapat digunakan untuk anak-anak serta pasien asma.


2.2 Kegunaan Paracetamol
Analgesik Asetaminofen (derivat-para-fenol) adalah obat tanpa resep yang populer yang di pakai oleh bayi, anak-anak, dewasa, orang lanjut usia untuk nyeri, rasa tidak enak dan demam. Parasetamol sebagai obat penurun panas sekaligus pereda nyeri. Jadi bisa digunakan untuk demam dan sakit seperti sakit gigi, sakit lambung, dan sebagainya. Berbeda dengan obat pereda nyeri golongan NSAID seperti ibuprofen, piroksikam, atau asam mefenamat, parasetamol ini lebih aman buat lambung sehingga cocok bagi penderita maag atau gastritis.
Parasetamol atau acetaminophen adalah obat anti piretik (meredakan demam) dan analgesik (mengurangi sakit) yang paling umum digunakan. Obat ini sifatnya hanya dapat meredakan gejala-gejala penyakit, tetapi bukan untuk menyembuhkan penyakit itu sendiri, seperti demam dan rasa sakit yang biasanya menyertai influenza. Obat ini dapat dibeli bebas tanpa resep dari dokter. Infant paracetamol, yang biasanya tersedia dalam bentuk drop/tetes, dikhususkan untuk bayi dan dapat digunakan hingga bayi berusia 2 tahun. Waktu pemberian 4 jam dan dalam 24 jam sebaiknya tidak lebih dari 4 dosis.  Parasetamol merupakan obat yang paling aman untuk meredakan demam dan mengurangi rasa sakit, jika digunakan sesuai dosis.
Paracetamol telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk sediaan, teblet chewable, eliksir, drops dan suspensi drops yang dikemas khusus untuk bayi dan anak-anak. Umumnya obat ini diberikan untuk meringankan gejala demam, nyeri, dan rasa tak nyaman karena masuk angin, flu, atau karena imunisasi dan pertumbuhan gigi.

Dalam golongan obat analgetik, parasetamol atau nama lainnya asetaminofen memiliki khasiat sama seperti aspirin atau obat-obat non steroid antiinflamatory drug (NSAID) lainnya. Parasetamol atau asetaminofen memiliki khasiat yang hampir sama dengan aspirin yaitu sebagai analgesic dan antipiretik serta lebih aman bagi lambung. Seperti aspirin, parasetamol berefek menghambat prostaglandin (mediator nyeri) di otak tetapi sedikit aktivitasnya sebagai penghambat postaglandin perifer.Namun, tak seperti obat-obat NSAIDs, obat ini tidak memiliki aktivitas antiinflamasi (antiradang) dan tidak menyebabkan gangguan saluran cerna maupun efek kardiorenal yang tidak menguntungkan. Karenanya cukup aman digunakan pada semua golongan usia.


2.3 Dampak Penggunaan Paracetamol
Parasetamol memang manjur menghilangkan sakit kepala atau pusing, demam. Tetapi dibalik keampuhannya tersebut, ternyata parasetamol menyimpan bahaya yang cukup besar yakni dapat menurunkan fungsi paru-paru, merusak ginjal dan dapat mengakibatkan asthma, bronchitis. Hampir setiap obat sakit kepala dan demam yang dijual secara bebas pasti mengandung parasetamol, hanya saja kadarnya yang berbeda. Parasetamol boleh dikonsumsi 5 hari untuk anak-anak dan 10 hari untuk dewasa dengan dosis seperti dibawah ini.
Umur
Dosis Parasetamol
3 bulan – 1 tahun
60 – 120 mg
1 – 5 tahun
120 – 250 mg
6 – 12 tahun
250 – 500 mg
Dewasa
500 mg – 1 g

Meski demikian, penggunaan obat secara rutin atau berlebihan dapat menganggu kesehatan apalagi bagi penderita penyakit asma, dan penyakit paru-paru obstruktif menahun atau chronic obstructive pulmonary disease (COPD) karena apabila obat ini digunakan setiap hari maka dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru. Hasil ini berdasarkan data survei yang dikumpulkan oleh “Third National Health and Nutrition Examination Survey” dari tahun 1988-1994 pada sekitar 13.500 orang dewasa di Amerika Serikat. Mereka semua memberikan informasi akan obat yang dipakai yaitu Aspirin Parasetamol dan Ibuprofen.
Dosis tinggi dari Parasetamol akan menurunkan kadar dari salah satu antioksidan yang penting, yaitu Glutathion, yang ada pada jaringan paru. Jadi, kemungkinan gangguan paru yang terjadi akibat pemakaian rutin Parasetamol disebabkan karena terjadi penurunan Glutathion, yang menyebabkan peningkatan resiko dari kerusakan jaringan paru dan peningkatan dari penyakit pernafasan. Over dosis dari parasetamol dapat menyebabkan kerusakan pada hati. Efek samping yang ditimbulkan adalah methemoglobin dan hepatotoksik.
Takar lajak asetaminofen dapat menjadi sangat toksik dan berbahaya terhadap sel-sel hati yang menimbulkan hepatotoksisitas. Jika dosis tunggal 10 gram atau 30 tablet masing-masing (325 mg). Asetaminofen atau parasetamol yang diminum berlebihan memicu timbulnya kerusakan di hepar.
Overdosis dari asetaminofen atau parasetamol dapat menyebabkan kematian. Overdosis dari parasetamol misalnya jika terdapat gejala mual, muntah, lemas dan keringat berlebih. Dan kematian dapat terjadi dalam waktu 1-4 hari setelah mengkonsumsi asetaminofen atau parasetamol yang berlebih karena timbulnya nekrosis hati. Jika seorang anak memakan tablet atau sirup asetaminofen dalam jumlah yang berlebihan maka anak tersebut harus segera dibawa ke ruang gawat darurat sebab hal ini dapat mengakibatkan gangguan kronis di hepar.
Penggunaan paracetamol terus menerus dapat menyebabkan overdosis dan keracunan. Keracunan parasetamol disebabkan karena akumulasi dari salah satu metabolitnya yaitu N-acetyl-p-benzoquinoneimine (NAPQI), yang dapat terjadi karena overdosis, pada pasien malnutrisi, atau pada peminum alkohol kronik. Keracunan parasetamol biasanya terbagi dalam 4 fase, yaitu:
Fase 1
Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, perasaan tak menentu pada tubuh yang tak nyaman (malaise) dan banyak mengeluarkan keringat.
Fase 2
Pembesaran liver, peningkatan bilirubin dan konsentrasi enzim hepatik, waktu yang dibutuhkan untuk pembekuan darah menjadi bertambah lama dan kadang-kadang terjadi penurunan volume urin.
Fase 3
Berulangnya kejadian pada fase 1 (biasanya 3-5 hari setelah munculnya gejala awal) serta terlihat gejala awal gagal hati seperti pasien tampak kuning karena terjadinya penumpukan pigmen empedu di kulit, membran mukosa dan dan sklera (jaundice), hipoglikemia, kelainan pembekuan darah, dan penyakit degeneratif pada otak (encephalopathy). Pada fase ini juga mungkin terjadi gagal ginjal dan berkembangnya penyakit yang terjadi pada jantung (cardiomyopathy)
Fase 4
Penyembuhan atau berkembang menuju gagal hati yang fatal
Overdosis yang tak dapat penanganan cepat dapat menyebabkan kegagalan liver dan kematian. Parasetamol jika diminum dalam dosis sangat besar, dapat menyebabkan kerusakan di hati dan ginjal. Oleh karena itu, sebaiknya dijauhkan dari jangkauan anak-anak
Beberapa poin penting yang perlu dicermati dalam penggunaan paracetamol :
-          Hentikan penggunaan parasetamol bila demam berlangsung lebih dari 3 hari atau nyeri semakin memburuk lebih dari 10 hari, kecuali atas saran dokter.
-          Bagi ibu hamil dan menyusui, konsultsikan dengan dokter jika hendak menggunakan obat ini.
-          Orang dengan penyakit gangguan liver sebaiknya tidak menggunakan obat ini.
-          Konsultasikan dengan dokter sebelum mengkombinasi parasetamol dengan obat-obat NSAID, antikoagulan (warfarin), ataupun kontrasepsi oral.
-          Penggunaan parasetamol bersama alkohol dpat meningkatkan toksisitas hati.
-          Konsumsi vitamin C dosis tinggi dapat meningkatkan kadar parasetamol dalam tubuh.








BAB III
Penutup

3.1  Kesimpulan
Parasetamol merupakan senyawa kimia organik yang banyak digunakan dalam obat sakit kepala karena bersifat analgesik (menghilangkan sakit). Parasetamol atau 4-hidroksiasetanilida dengan rumus molekul  dan bobot molekul 152.16. Parasetamol sebagai obat penurun panas sekaligus pereda nyeri. Parasetamol bisa digunakan untuk demam dan sakit seperti sakit gigi, sakit lambung, dan sebagainya. Parasetamol ini lebih aman bagi lambung sehingga cocok bagi penderita maag atau gastritis. Tetapi dibalik keampuhannya tersebut, parasetamol memiliki bahaya yang cukup besar yakni dapat menurunkan fungsi paru-paru, merusak ginjal dan dapat mengakibatkan asthma, bronchitis. Selain itu, Overdosis dari asetaminofen atau parasetamol dapat menyebabkan kematian. Dan kematian itu dapat terjadi dalam waktu 1-4 hari setelah mengkonsumsi asetaminofen atau parasetamol yang berlebih karena timbulnya nekrosis hati.

3.2  Saran
1.      Bagi Pengguna Parsetamol
Para pengguna parasetamol diharapkan untuk menggunakan dosis tepat, tidak berlebihan, bila dosis berlebihan dapat menimbulkan gangguan fungsi hati dan ginjal. Pengguna setia parasetamol diharapkan untuk mengurangi ketergantungannya dalam mengkonsumsi parasetamol agar tidak menimbulkan efek yang berlebih seperti dapat menurunkan fungsi paru-paru, merusak ginjal dan dapat mengakibatkan asthma, bronchitis, serta dapat menyebabkan kematian.
2.      Bagi Orang Tua
Orang tua diharapkan menjaga serta menyimpan parasetamol atau asetaminofen agar jauh dari jangkauan anak-anak. Dan orang tua di harapkan memberikan obat parasetamol sesuai dengan dosis dan berlebihan.

3.      Bagi Penulis atau penyusun
Penyusun diharapkan mampu mensosialisasikan kepada masyarakat agar tidak berlebihan dalam penggunaan parasetamol atau asetaminofen. Dan diharapkan, penyusun dapat meningkatkan kualitas makalah yang dibuat.


















DAFTAR PUSTAKA
Brooker, chris. 2005. Ensiklopedia Keperawatan. Jakarta: EGC.
Chairns, Donald. 2004. Intisari Kimia Farmasi Edisi 2. Jakarta : EGC
Ikawati, Zullies . 2010. Cerdas Mengenali Obat. Yogyakarta: Kanisius.
Joyce, L. Ke. 2005. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC
Nana Sutresna. 2007. Cerdas Belajar Kimia. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Neil, M. J. 2005 . At A Glance Farmakologi Medis Edisi Kelima. Jakarta: EMS
Tan dan Kirana Rahardja. 2010.Obat-obat Sederhana untuk Gangguan Sehari-hari. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Oxorn, Heri dan William R. Forte. 2010.Apa yang Anda Kerjakan Jika Tidak Ada Dokter Yogyakarta: Andi press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar