Rabu, 03 Juli 2013

makalah status dan peran berkaitan dengan stratifikasi sosial


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Manusia hidup dan dibesarkan di dalam lingkungan sosial tertentu. Secara sosiologis, individu merupakan representasi di kehidupan lingkungan sosialnya. Segala yang  terjadi di lingkungan sosialnya diamati, dipelajari, dan kemungkinan diintregasikan dan di internalisasi sebagai bagian dari kehidupannya sendiri. Setiap individu memiliki identitas sesuai lingkungan sosialnya. Apa yang dilakukan, gagasannya, perasaannya merupakan hasil pembentukan lingkungan sosialnya.
Lingkungan sosial secara nyata juga mempengaruhi perilaku seseorang. Dan perilaku seseorang akan mempengaruhi status dan perannya didalam masyarakat. Status adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok atau posisi suatu kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain. Peran adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki status tertentu. Peran juga berkaitan dengan nilai sosial dari lingkungannya. Individu akan memiliki peran yang berbeda di dalam suatu masyarakat yang disebabkan oleh faktor lingkungan sosialnya. Dan faktor lingkungan sosial memiliki banyak pengaruh dalam kehidupan seperti faktor lingkungan sosial terhadap kesehatan mental yaitu stratifikasi sosial, pekerjaan, keluarga, budaya, perubahan sosial dan stressor psikososial. 
Stratifikasi sosial merupakan faktor lingkungan sosial yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat seperti masyarakat dunia yang terdiri dari beragam kelompok memiliki ciri-ciri pembeda berupa warna kulit, tinggi badan, jenis kelamin, umur, tempat tinggal, kepercayaan agama, politik, pendapatan atau pendidikan. Beberapa pendapat sosiologis  mengatakan dalam semua masyarakat dijumpai ketidaksamaan status di berbagai bidang misalnya saja dalam dimensi ekonomi: sebagian anggota masyarakat mempunyai status kekayaan yang berlimpah dan kesejahteraan hidupnya terjamin, sedangkan sisanya berstatus miskin dan hidup dalam kondisi yang jauh dari sejahtera.
Apabila di tinjau dari status sosial, banyak pendekatan yang digunakan untuk melakukan klasifikasi secara umum status sosial itu dikelompokan atas stratanya. Strata status sosial dikelompokan atas; strata tinggi, menengah, rendah. Setiap orang selalu mengharapkan status sosial dalam kehidupannya adalah status sosial yang baik sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Seseorang berusaha untuk meraih kesejahteraan dan kualitas hidup yang sebaik-baiknya yang berkaitan dengan status. Dimana status seseorang merupakan sebuah peluang hidupnya. Peluang hidup ini banyak dipengaruhi oleh stratifikasi sosial, misalnya peluang hidup dan kesehatan seseorang dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Seseorang yang memiliki tingkat pendidikan rendah biasanya memiliki tingkat peluang hidup dan kesehatan yang rendah pula. Hal tersebut dikarenakan oleh semakin rendah tingkat pendidikannya, semakin rendah pengetahuan yang didapat mengenai kesehatan. Banyak orang berpendidikan rendah tidak tahu pasti bagaimana cara menjaga kesehatan dan mengobati penyakit sehingga justru memperparah keadaan.
Stratifikasi sosial merupakan konfigurasi atau pemilahan struktur sosial menggunakan parameter graduated atau berjenjang. Hal-hal yang menyebabkan terjadinya stratifikasi sosial adalah adanya hal-hal yang dihargai dalam masyarakat misalnya uang, tanah, kekuasaan, kehormatan, keturunan, pendidikan, dan sebagainya. Hal-hal tersebut tidak terdistribusi secara merata di masyarakat. Stratifikasi sosial juga dikelompokkan dalam beberapa kriteria. Kriteria stratifikasi sosial yang pertama yakni kriteria sosial yang meliputi pendidikan, pekerjaan, keturunan, atau kebangsawanan, atau kehormatan. Kedua, stratifikasi berdasarkan kriteria ekonomi yang meliputi pendapatan dan kekayaan. Ketiga, stratifikasi berdasarkan kriteria politik yang meliputi kekuasaan.
Namun, dewasa ini masyarakat sering tidak paham dengan pentingnya status dan peran didalam stratifikasi pada suatu masyarakat. Untuk dapat memahami status dan peran di dalam stratifikasi di perlukan kajian yang lebih lanjut mengenai stratifikasi sosial. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas mengenai hubungan antara status di dalam stratifikasi sosial yang ada di masyarakat dan peran dari stratifikasi sosial di dalam masyarakat serta status dan peran stratifikasi sosial dalam kesehatan.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa status dalam stratifikasi sosial di masyarakat?
2.      Bagaimana peran dalam stratifikasi sosial di masyarakat?
3.      Apa status dan peran melalui stratifikasi sosial dalam kesehatan?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui hubungan antara status dari stratifikasi sosial dalam masyarakat
2.      Mengetahui peran dari stratifikasi sosial dalam masyarakat
3.      Mengetahui status dan peran stratifikasi sosial dalam kesehatan
BAB II
ISI
2.1 Dasar Teori
A.    Pengertian Stratifikasi Sosial
Secara harafiah: dari bahasa latin yaitu stratum dan socius.
  • Stratum (Tunggal) : tingkatan atau strata (Jamak) yang berarti berlapis-lapis
  • Socius : teman atau masyarakat 
  • Secara harafiah stratifikasi sosial berarti Tingkatan-tingkatan yang ada dalam masyarakat
·         Pengertian : Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (vertikal).
Menurut ahli:
v  Pitrim A. Sorokin: Pembeda penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
v  Max Webber: Penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
v  Paul B.Horton dan Chester : Sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat
v  Aristoteles : Pada jaman kuno di dalam setiap negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.
v  Adam Smith : Masyarakat di bagi menjadi tiga, yaitu orang-orang yang hidup dari penyewaan tanah, orang-orang yang hidup dari upah kerja, dan orang-orang yang hidup dari keuntungan perdagangan.
v  Thorstein Veblen : Membagi masyarakat dalam dua golongan yaitu golongan pekerja yang berjuang mempertahankan hidup dan golongan yang banyak mempunyai waktu luang karena kekayaannya.
v  Prof. Selo Soemardjan : Pelapisan sosial akan selalu ada selama dalam masyarakat terdapat sesuatu yang dihargai.
v  Robert M.Z. Lawang : Pelapisan sosial merupakan penggolongan orang-orang dalam suatu sistem sosial tertentu secara hierarkhis menurut dimensi kekuasaan, privelese, dan prestise.
v  Cuber : stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan diatas kategori dari hak-hak yang berbeda.
Dari Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa stratifikasi sosial adalah pembedaan kelas-kelas secara vertikal yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang lebih tinggi sampai yang paling rendah.
B.     Proses Terjadinya Pelapisan Stratifikasi Sosial
Pelapisan Sosial terjadi melalui dua cara sebagai berikut:
a. Secara tidak disengaja
Ciri-cirinya sebagai berikut:
1.      Pelapisan sosial terbentuk sejalan dengan perkembangan masyarakat.
2.      Pelapisan sosial terbentuk diluar kontrol masyarakat yang bersangkutan.
3.      Pelapisan sosial terjadi sesuai dengan situasi dan kondisi sosial budaya wilayah yang bersangkutan.
4.      Kedudukan seseorang dalam suatu lapisan (disertai hak dan kewajibannya) berlangsung secara otomatis.
b. Secara Sengaja
Seorang tokoh bernama Joseph scehum Peler (1883-1950) seorang sosiologi Amerika serikat mengatakan bahwa pelapisan sosial diperlukan masyarakat agar mampu menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan yang nyata.

C.     Latar Belakang Timbulnya Stratifikasi Sosial
Stratifikasi dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya sebagai hasil proses dalam masyarakat. Faktor-faktor penyebabanya adalah kemampuan atau kepandaian, umur fisik, jenis kelamin, sifat keaslian anggota masyarakat, dan harta benda. Misalnya seseorang mempunyai kemampuan lebih seperti fisik yang kuat dapat melindungi yang lemah dan orang yang pandai dan bijaksana akan dijadikan pemimpin dalam masyarakat. Dengan demikian akan terbentuk lapisan masyarakat berdasarkan kemampuan tertentu.
Beberapa kondisi umum yang mendorong terciptanya stratifikasi sosial dalam masyarakat. Menurut Huky (1982) yaitu faktor-faktor penyebab terbentuknya stratifikasi sosial dalam masyarakat didukung oleh:
a.       Perbedaan ras dan budaya
Perbedaan ciri biologis, seperti warna kulit, latar belakang etnis, budaya pada masyarakat tertentu dapat menyebabkan pembagian sosial tertentu. Misalnya, pelapisan atas dasar warna kulit pada masyarakat Afrika Selatan pada zaman Apartheid atau anggapan masyarakat Eropa sebelum Perang Dunia II yang mengatakan bahwa kaum kulit putih adalah lapisan masyarakat paling atas.
b.      Pembagian tugas yang terspesialisasi
Posisi-posisi dalam spesialisasi ini berkaitan dengan perbedaan fungsi stratifikasi dan kekuasaan dari order sosial yang muncul. Perbedaan posisi atau status anggota masyarakat berdasarkan  pembagian kerja ini terdapat dalam setiap masyarakat, baik pada masyarakat primitif maupun pada masyarakat yang sudah maju.
c.       Kelangkaan
Adanya kelangkaan dalam masyarakat menyangkut pembagian hak dan kewajiban. Stratifikasi lambat laun terjadi alokasi hak dan kekuasaan yang jarang atau langka. Kelangkaan ini terasa bila masyarakat mulai membedakan posisi, alat-alat kekuasaan dan fungsi-fungsi yang ada dalam waktu yang sama. Kondisi yang mengandung perbedaan hak dan kesempatan diantara para anggota masyarakat dapat menciptakan stratifikasi sosial.
Secara umum, stratifikasi sosial terbentuk karena hal-hal berikut:
·         Tugas dan penempatan seseorang dalam masyarakat
·         Hadiah (reward) berdasarkan penilaian materi/non materi
·         Kelangkaan pekerjaan karena memerlukan keahlian/ketrampilan
Faktor-faktor penentu dari setiap masyarakat berbeda-beda. Dalam masyarakat berburu, faktor penentu utamanya adalah kepandaian berburu. Pada masyarakat bercocok tanam, faktor penentunya adalah tuan tanah atau pembuka lahan. Stratifikasi sosial sengaja dibentuk sebagai sub sistem sosial ntuk mewujudkan tujuan tertentu. Perbedaan status dan peranan dalam stratifikasi sosial mempengaruhi prestise sosial tertentu, sebagai penghormatan dan penghargaan dari masyarakat kepada pemegang status.


PENENTUAN STRATA
1. Kekuasaan
Kesempatan yang ada pada seseorang didalam melaksanakan kemauannya dalam suatu tindakan
2. Previlese
Hak istimewa, Hak mendahului, Hak untuk memperoleh perlakuan khusus
3. Prestise
Kehormatan, yaitu mendapat pelayanan dan pengawalan ekstra dalam suatu pertemuan.

D.    Dasar Stratifikasi Sosial
Dasar stratifikasi dalam masyarakat lebih disebabkan karena danya sesutau ya g dihargai lebih, baik itu kekayaan, ilmu pengetahuan, kekuasaan dan sebagainya. Ukuran yang dipakai untuk menggolongkan seseorang pada suatu lapisan tertentu adalah ukuran kumulatif dan bukan ukuran tunggal.
Menurut Soerjono Soekanto, kriteria yang dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat kepada lapisan tertentu adalah kekayaan, kekuasaan, keturunan (kehormatan), dan ilmu pengetahuan.
Dasar-dasar stratifikasi sosial Kriteria untuk menggolongkan masyarakat ke golongan tertentu ditentukan oleh:
a.       Kekayaan
Kriteria kekayaan berkaitan erat dengan pendapatan. Semakin besar pendapatan seseorang semakin besar kesempatan baginya untuk memiliki sebanyak mungkin harta benda dan semakin besar peluangnya untuk menduduki strata atas. Orang yang memiliki harta benda banyak (kaya) akan lebih dihargai dan dihormati masyarakat daripada orang yang miskin. Karena itu, masyarakat menempatkan orang-orang ini pada lapisan masyarakat atas.
b.      Kekuasaan
Kekuasaan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menentukan kehendaknya terhadap orang lain. Kekuasaan ini sangat dipengaruhi unsur lain seperti kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat, kekayaan, yang dimiliki, kepandaian, bahkan kelicikan. Anggota masyarakat yang memiliki kekuasaan dan wewenang terbesar akan menempati lapisan sosial yang paling atas. Sebaliknya, anggota masyarakat yang tidak mempunyai kekuasaan serta hanya menjadi bawahan akan menempati lapisan bawah.
c.       Kehormatan
Kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
d.      Keturunan
Kriteria keturunan terlepas dari kekayaan dan kekuasaan. Dalam masyarakat feodal, anggota masyarakat dari keluarga raja atau kaum bangsawan akan menempati lapisan atas. Mereka umumnya dikenal dengan ungkapan orang berdarah biru.
e.       Pendidikan/pengetahuan
Dalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan atau pendidikan, orang yang memiliki keahlian atau profesionalis akan mendapatkan penghargaan yang lebih besar dibanding orang yang tidak memiliki keahlian dan berpendidikan rendah ataupun buta huruf.
Stratifikasi timbul karena adanya sesuatu yang dihargai. Pada masyarakat modern, dasar stratifikasinya meliputi kekayaan, pendidikan, kekuasaan, kelangkaan. Pada masyarakat Pedesaan, Dasar stratifikasinya meliputi Kekayaan, kebangsawanan, senioritas, jenis kelamin, kuat fisik, martabat, kehormatan.

E.     Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial
Unsur-unsur stratifikasi sosial Stratifikasi sosial memiliki dua unsur yaitu:
a.       Status dan Kedudukan
Status adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Status merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia. Ada 3 cara memperoleh status:
  • Ascribe Status merupakan kedudukan yang di peroleh seseorang secara otomatis tanpa usaha yaitu melalui kelahiran. Misalnya, seorang anak memperoleh gelar bangsawan dari orang tuanya.
  • Achived Status merupakan status atau kedudukan seseorang yang diperoleh melalui usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini bersifat tebuka bagi siapa saja. Misalnya kedudukan yang diperoleh melalui pendidikan, seperti dokter, insinyur, guru dll.
  • Assigned Status merupakan status atau kedudukan yang diberikan. Kedudukan ini merupakan kombinasidari peolehan status melalui usaha dan di peroleh secara otomatis. Status ini diperoleh melalui penghargaan atau pemberian dari pihak lain. Misalnya, jasa atas perjuangan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Contoh: gelar pahlawan, penerima kalpatru dan siswa teladan.
Dalam kehidupan masyarakat selalu ada benturan-benturan atau pertentangan yang dialami seseorang yang berkaitan dengan status yang dimilikinya. Hal ini disebut Konflik status. Konflik status dapat dibedakan menjadi 3 sebagai berikut:
1.      Konflik status bersifat Individual
Konflik status yang dirasakan oleh orang yang bersangkutan dan batinnya sendiri. Contoh: seorang wnita harus memilih menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir yang bekerja di kantor.
2.      Konflik status bersifat antar kelompok
Konflik kedudukan atau status yang terjadi antara kelompok satu dan kelompok lain. Contoh: peraturan yang dikeluarkan oleh suatu departemen bertentangan dengan dengan departemen lain sehingga menimbulkan konflik antara keduanya.
3.      Konflik status bersifat antar individu
Konflik status yang terjadi antar individu yang satu dengan yang lain. Contoh:
·         Seorang istri bertengkar dengan suaminya karena masalah kenakalan anaknya.
·         Seorang polisi harus menangkap penjahat untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat, walaupun penjahat itu adalah anaknya.
Simbol status adalah penggunaan simbol-simbol/lambang untuk menunjukan kedudukan seseorang dalam masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk tingkah laku seseorang/kelompok yang sesuai dengan status yang dimilikinya yang dapat dilihat dari kehidupannya sehari-harimelalui ciri-ciri tertentu, seperti gaya bicara, cara berpakaian, cara rekreasi, cara menggunakan waktu senggang, memakai tanda  pangkat dan sebagainya.
b.      Peran
Peran adalah perilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan peranan.       Menurut Soerjono Soekanto di dalam peran mengandung tiga hal:
§  Norma-norma di dalam masyarakat
Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat yang merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
§  Konsep tentang yang dilakukan 
Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi
§  Perilaku individu
Peranan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat
Peran merupakan aspek yang dinamis dari suatu kedudukan atau status. Peranan memiliki beberapa fungsi bagi individu maupun orang lain. Fungsi-funsi tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Mempertahankan kelangsungan struktur masyarakat
b.      Membantu mereka yang tidak mampu dalam masyarakat
c.       Menjadi sarana aktualisasi diri
Konflik peranan timbul apabila orang harus memilih peranan dari dari dua status atau lebih yang dimilikinya. Umumnya konflik timbul karena peranan-peranan itu saling bertentangan. Hal ini umumnya terjadi ketika seseorang berada dalam keadaan tertekan karena merasa dirinya tidak mampu atau tidak sesuai untuk melakukan perannya dengan sempurna.
F.      Macam-Macam Pelapisan (stratifikasi) sosial
1.      Berdasarkan status yang diperoleh secara Alami
a.       Stratifikasi berdasarkan perbedaan usia
b.      Stratifikasi berdasarkan senioritas
c.       Stratifikasi berdasarkan jenis kelamin
d.      Stratifikasi berdasarkan sistem kekerabatan
e.       Stratifikasi berdasarkan keanggotaan dalam kelompok tertentu
2.      Berdasarkan status yang diperoleh melalui serangkan usaha
a.       Stratifikasi sosial atas dasar pendidikan
b.      Stratifikasi sosial atas dasar pekerjaan
Berdasarkan maka pencaharian stratifikasi sosial dibedakan sbb:
- Elite: orang-orang kaya yang menempati kedudukan tertinggi
- Prefesional : orang-orang yang berijazah dan bergelar kesarjanaan
- Semi profesional : para pegawai kantor, pedagang, teknisi berpendidikan menengah
- Tenaga terampil : orang-orang yang mempunyai keterampilan teknik mekanik.
- Tenaga tidak terdidik : misal, pembantu rumah tangga dan tukang kebun.
c.       Stratifikasi sosial atas dasar ekonomi
d.      Stratifikasi sosial atas dasar kriteria sosial
e.       Stratifikasi atas dasar kriteria politik
Seorang tokoh bernama Mac Iver menyebutkan adanya tiga pola umum dalam stratifikasi politik yaitu:
a.       Tipe kasta
Sistem lapisan kekuasaan dengan garis-garis pemisah yang tegas dan kaku.
b.      Tipe oligarki
Tipe ini mempunyai garis pemisah yang tegas, tetapi dasar untuk menentukan perbedaan kelas.
c.       Tipe Demokrastis
Garis-garis pemisah antara lapisan luwes/fleksibel/tidak kaku.

G.    Sifat dan Fungsi Stratifikasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya, stratifikasi sosial dibedakan menjadi:
1.      Stratifikasi sosial tertutup (closed social stratification)
Stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertical. Stratifikasi sosial ini bersifat diskriminatif.
2.      Stratifikasi sosial terbuka (opened social stratification)
Stratifikasi ini bersifat demokratis. Kemungkinan mobilitas sangat besar.
3.      Stratifikasi sosial campuran
Stratifikasi sosial merupakan kombinasi antara stratifikasi sosial tertutup dan terbuka.
Fungsi Stratifikasi sosial yaitu sebagai berikut:
Ø  Distribusi hak-hak istimewa yang objectif, seperti menentukan penghasilan, tingkat kekayaan, keselamatan dan wewenang
Ø  Sistem pertanggaan pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut prestise dan penghargaan
Ø  Kriteria sistem pertentangan yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi, keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, milik, wewenang atau kekuasaan.
Ø  Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah laku, cara berpakaian dan bentuk rumah.
Ø  Tingkat mudah sukarnya bertukar kedudukan
Ø  Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.

H.    Pembagian Kelas atau Golongan
Terdapat beberapa karakteristik stratifikasi sosial yang umumnya terjadi dalam masyarakat. Karakteristik-karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
·         Adanya perbedaan status dan peranan
·         Adanya distribusi hak dan kewajiban
·         Adanya prestise dan penghargaan
·         Adanya simbol dalam status
·         Adanya pola interaksi yang berbeda
·         Adanya stratifikasi yang melibatkan kelompok
·         Adanya strstifiksi yang bersifat universal
Bentuk pembagian kelas atau golongan tentu berbeda antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya. Bentuk itu sangat dipengaruhi oleh faktor yang menjadi dasarnya yaitu:
1.      Ekonomi
Pembagian atau pelapisan masyarakat berdasarkan ekonomi akan membedakan masyarakat atas kepemilikan harta. Berdasarkan atas kepemilikan harta, masyarakat dibagi dalam 3 kelas:
-          Kelas atas
Terdiri dari kelompok orang-orang kaya yang dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan secara berlebihan.
-          Kelas menengah
Terdiri dari kelompok orang-orang berkecukupan yang sudah bisa memenuhi kebutuhan pokok
-          Kelas bawah
Terdiri dari kelompok orang miskin yang masih belum bisa memenuhi kebutuhan primer
            Secara umum, pelapisan masyarakat di negara-negara demokratis meliputi enm golongan sebagai berikut:
·         Elite
Orang-orang kaya dan orang-orang yang menempati kedudukan/pekerjaan yang oleh masyarakat sangat dinilai atau dihargai.
·         Profesional
Orang-orang yang berijazah dan bergelar serta dari dunia perdagangan yang berhasil
·         Semi profesional
Pegawai kantor, pedagang, teknisi yang berpendidikan menengah, dan mereka yang tidak bergelar
·         Skill
Orang-orang yang mempunyai ketrampilan mekanis, teknis, dan kapster
·         Semi skill
Pekerja pabrik tanpa ketrampilan, supir, pelayan restoran
·         Unskill
Pramuwisma, tukang kebun, pasukan kuning (pegawai kebersihan jalan)
2.      Sosial
Sistem pelapisan yang mengelompokan masyarakat menurut status. Umumnya nilai dan status seseorang dalam masyarakat di ukur dari prestise atau gengsi.
3.      Politik
Pelapisan masyarakat didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Makin besar wewenang atau kekuasaan seseorang, semakin tinggi lapisan sosialnya

2.2  Pembahasan
A.    Status dalam Stratifikasi Sosial di Masyarakat
Dalam setiap kehidupan sosial, setiap orang memiliki tempatnya sendiri yang berbeda dari orang lain. Contohnya apabila dalam masyarakat ada orang yang berstatus sebagai perawat, SKM, dokter, bidan, atau pasien, maka terhadap individu-individu tersebut diharapkan muncul perilaku yang sesuai dengan statusnya masing-masing.
Status merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari stratifikasi. Status merupakan suatu lapisan di dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam masyarakat, seseorang dapat memiliki lebih dari satu status (kedudukan) yang disebut perangkat status atau status set. Contohnya: Pak Karno saat berada di rumah, ia berstatus sebagai seorang ayah. Dan saat di Sekolah, ia berstatus sebagai seorang guru. Sedangkan saat ia berada di lingkungan masyarakat, ia berstatus sebagai seorang ketua RW. Dengan demikian, Pak Karno memiliki lebih dari satu status.
Status sosial adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Status sosial merupakan manifestasi dari stratifikasi sosial yang berkaitan dengan prinsip yang dianut oleh komunitas dalam mengkonsumsi kekayaannya dan/atau gaya hidupnya. Contohnya: Seseorang yang berstatus sebagai dokter dimana sebagian besar anggota profesi kedokteran ini berasal dari tingkat sosial ekonomi menengah ke atas. Hal ini sering mempengaruhi hubungan dokter-pasien. Penstratifikasian profesi ini dipengeruhi oleh tingkat kekayaan individu dan penstratifikasian ini kerap kali memberikan kesenjangan antara dokter dan pasien. Penstratifikasia sosial ini bukan hanya berbeda peranan mereka dibidang kesehatan dan bidang ekonomi tetapi criteria lainnya adalah berdasarkan latar belakang pendidikan, pemilikan rumah, pemilikan alat transportasi, dan juga pelayanan kesehatan.
Setiap status menyediakan panduan bagaimana seseorang harus bertindak dan berperasaan. Status menempatkan seseorang pada batas apa yang dapat atau tidak dapat di lakukan karena status sosial merupakan bagian yang hakiki dalam struktur sosial, maka status sosial ditemukan dalam semua kelompok manusia. Contohnya: Seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) harus bertindak sesuai dengan kompetensinya yang menempatkan pada batas yang dapat dilakukan dan yang tidak dapat dilakukan. SKM memiliki kegiatan real untuk mencegah terjadinya berbagai masalah kesehatan, khususnya yang diakibatkan oleh lingkungan yang kurang sehat (penyakit berbasis lingkungan). Kompetensi yang dimiliki SKM diaplikasikan di wilayah kerja Puskesmas dimana berguna untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kompetensi yang dimiliki Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) sangatlah bermanfaat dalam mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat berbasis lingkungan. Misalnya pada kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), kasus ini sebenarnya bisa dicegah jika para profesi kesehatan masyarakat ditempatkan dengan baik di struktural pemerintah. Dimana disesuaikan bidang yang ditekuni, namun realita yang ada pemeritah melalui Departemen Kesehatan serta jajarannya belum memanfaatkan profesi kesehatan masyarakat secara maksimal.
B.     Peran dalam Stratifikasi Sosial di Masyarakat
Seperti halnya status, peran yang dijalankan seseorang juga bisa bermacam-macam. Sejumlah peran yang saling berhubungan dan melekat pada satu status tertentu disebut perangkat peran atau role set. Contohnya: Seseorang yang berstatus sebagai Perawat berperan menjadi tenaga medis untuk memberikan perawatan bagi orang sakit.
Peran diibaratkan dengan sebuah pagar. Dimana peran memungkinkan kebebasan tertentu bagi seseorang. Namun, bagi orang lain kebebasan tersebut bersifat terbatas. Contoh: Perawat merupakan salah satu komponen penting dan strategis dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Kehadiran dan peran perawat tidak dapat diabaikan. Dalam menjalankan tugasnya, perawat dituntut untuk memahami proses dan standar praktik keperawatan.
Dalam arti sosiologis, peran memaparkan apa yang diharapkan seseorang. Ketika individu di seluruh masyarakat menjalankan perannya maka peran tersebut akan saling bertaut untuk membentuk sesuatu yang disebut sebagai masyarakat.
Peran yang dilakukan oleh seseorang merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan terkait dengan status yang dimilikinya. Dengan demikian, peran dapat diartikan sebagai perilaku yang diharapkan seseorang dengan status yang disandangnya. Perilaku yang telah dijalankan itu merupakan perilaku yang sesungguhnya atau disebut perilaku peran.
Peran sosial adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau status. Antara kedudukan dan peranan tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peranan tanpa status atau kedudukan. Seseorang dapat menjalankan lebih daripada satu peran sekaligus. Sejumlah peran yang saling berhubungan dan melekat pada satu status tertentu merupak perangkat peran.
Peran dimaknai sebagai satu pola tingkah laku, kepercayaan, nilai, sikap yang diharapkan oleh masyarakat muncul dan menandai sifat dan tindakan si pemegang status atau kedudukan sosial. Dalam suatu lingkungan, seseorang berkewajiban untuk menunjukkan peran sosial sesuai dengan statusnya. Sementara di lain pihak, mungkin pula dia dapat berperan sebagai status yang berbeda. Contoh : seorang dokter yang merawat mertuanya. Apabila di tempat perawatan, si mertua tersebut adalah pasien dari dokter maka dia harus patuh dan taat pada dokter. Sedangkan apabila di rumah, sang dokter harus hormat dan patuh pada mertuanya. Pada situasi seperti ini, memang ada kalanya peran seseorang seringkali berbeda tergantung pada situasi sosial masing-masing individu.
Peran merupakan serangkaian peran atau konsep tentang apa saja yang dilakukan individu dalam masyarakat. Peran memiliki fungsi mengarahkan seseorang melakukan hal-hal yang sesuai dengan status sosialnya. Peranan mengatur perilaku seseorang. Orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang lain.
Ketegangan peran adalah suatu keadaan yang menunjukan ketidaksanggupan individu menjalankan perannya karena dianggap tidak sesuai dengan keberadaan dirinya. Contoh : Sebuah keluarga miskin tinggal rumah sempit yang kumuh. Suatu hari datang adik-adik suaminya ikut tinggal bersamanya untuk mencari pekerjaan. Istri merasa wajib memberi makan dan tempat tidur yang layak bagi mereka. Namun bersama dengan itu, sang istri merasakan keterbatasan uang dan ruang gerak dan dituntut untuk lebih memperhatikan anaknya. Lalu kemudian ia terbaring sakit dirumahnya. Atas anjuran saudara-saudaranya maka adik-adik suaminya pindah dan istrinya sembuh kembali. Melalui peran sakit istri, maka keluarga tersebut dapat terhindar dari ketegangan peran yang diberikan oleh adik-adik suaminya yang dapat merusak keluarga. Dalam konteks politik, peran sakit si istri memiliki nilai yang berbeda dibandingkan sakitnya orang yang lainnya, yaitu ada peran sakit : Sebagai alat untuk menekan dan memaksakan kehendak pada orang lain sehingga tujuan yang diinginkannya dikabulkan.

C.     Status dan Peran melalui Stratifikasi Sosial dalam Kesehatan
Terdapatnya stratifikasi sosial di masyarakat mempengaruhi timbulnya perbedaan gaya hidup, peluang hidup dan kesehatan, peluang bekerja dan berusaha, respons terhadap perubahan, kebahagiaan dan sosialisasi dalam keluarga, serta perilaku politik. Gaya hidup adalah hal yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh tingkat ekonomi, yang tentu saja juga mempengaruhi peluang hidup dan kesehatan. Orang-orang kelas atas memiliki cukup uang untuk menjalani gaya hidup yang sehat dan terbiasa memiliki selera makanan yang berkualitas baik. Sebaliknya dengan orang-orang kelas bawah yang memiliki banyak keterbatasan. Orang-orang kelas bawah suka meniru gaya hidup orang atas, yang kadang justru membuat pengeluaran uangnya menjadi boros dan tidak maksimal untuk menjaga kesehatan. Akan tetapi, orang-orang kelas atas sering salah langkah dalam menjalani gaya hidup. Misalnya saja mereka mudah terpengaruh gaya hidup orang barat yang suka mengkonsumsi fast food yang tidak baik bagi kesehatan.
Stratifikasi sosial dalam hal status (meliputi kedudukan dan peran sosial). Kedudukan adalah tempat secara umum seseorang berhubungan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulan, prestise, hak dan kewajiban. Peran merupakan serangkaian peran atau konsep tentang apa saja yang dilakukan individu dalam masyarakat. Peran memiliki fungsi mengarahkan seseorang melakukan hal-hal yang sesuai dengan status sosialnya.
Stratifikasi memiliki status dan peran dengan menentukan apa yang di perbuat seseorang dan kesepakatan apa yang diberikan masyarakat padanya. Di dalam kehidupan bermasyarakat, peran merupakan konsekuensi dari status seseorang.
Status dan peran memiliki hubungan yang erat dan sulit sekali dipisahkan karena merupakan unsur penentu bagi penempatan seseorang dalam strata tertentu dalam masyarakat. Misalnya sebuah status pendidik kesehatan yang memberikan pendidikan kesehatan berdasarkan tingkat strata tiap petugas kesehatan. Peran pendidik kesehatan terhadap perubahan perilaku didalam masyarakat. Menurut Blum, perilaku itu lebih besar perannya dalam menentukan pemanfaatan sarana kesehatan, dibandingkan dengan penyediaan sarana kesehatan itu sendiri. Pengalaman menunujukan bahwa penyediaan dan penambahan sarana pelayanan tidaklah selalu diikuti oleh peningkatan pemanfaatan sarana sarana tersebut. Misalnya, puskesmas dan posyandu di daerah-daerah tertentu tidaklah dimanfaatkan secara. Oleh karena itu, jika kita menginginkan peningkatan derajat kesehatan masyarakat maka kita harus bersedia dan mampu mengubah perilaku masyarakat.
Stratifikasi sosial sering kali ditemukan dalam pelayanan di bidang kesehatan. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu dimensi stratifikasi yang tidak dapat dipengaruhi oleh kaum kapitalis. Orang berpenghasilan rendah yang sulit mendapatkan kesejahteraan di bidang kesehatan dan orang kaya yang dengan mudah mendapatkan pelayanan yang baik dan berkelas di bidang kesehatan.
Tiga dasar stratifikasi dalam sistem kesehatan yaitu:
1.      Profesionalisme
Orang – orang yang terlatih dalam profesi tertentu, yang memiliki keahlian untuk menilai aspek – aspek tehnik kedokteran. Karena adanya otonomi ini, maka dokter dapat mendominasi pembagian kerja dalam bidang kedokteran. Wewenang tersebut dapat diperluas pada aspek–aspek social, ekonomi dari pelayanan kesehatan. Wewenang yang dimiliki dokter pada umumnya didasarkan atas pertimbangan rasional.
2.      Elitisme
Elitisme di bidang kedokteran membuat para dokter mengambil pendidikan spesialisasi, dan juga bekerja pada rumah sakit yang biasanya telah dipenuhi oleh tenaga ahli, sehingga rumah sakit yang seharusnya membutuhkan tenaga ahli malah tidak memperolehnya. Implikasi elitisme meluas sehingga akibatnya mereka cenderung bekerja untuk rumah sakit – rumah sakit besar. Dan sebaliknya bagi dokter – dokter yang tidak memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan spesialisasi yang bekerja pada tempat yang jauh menyebabkan kualitas pelayanan mereka buruk pada pasien.
3.      Keterbatasan komunikasi dan stratifikasi medis (Stratifikasi dan penyembunyian informasi)
Ada kompetensi (jurang/gap) antara dokter dengan pasien dikarenakan adanya perbedaan pengetahuan yang dianggap sebagai satu potensi pemerasan tanpa memandang pendidikan sehingga pasien menjadi tunduk pada dokter. Tunduk pada dokter ini berupa kepercayaan (pola normatif).
Jurang kompetensi atau gap merupakan suatu sumber stratifikasi dalam bidang kesehatan, ketidaktahuan pasien merupakan salah satu potensi pemerasan. Freidson mengatakan bahwa “Posisi khusus dokter akan terancam apabila tindakan dan keputusannya harus jelas dan dibenarkan oleh pasien”. Desakan untuk mempercayai merupakan cara agar pasien pasrah saja pada dokter, ini memungkinkan dokter mempertahankan bahwa merekalah yang berwenang dalam pengetahuan tersebut. Kemampuan dokter dalam mengotrol dan memanipulasi inilah yang bertentangan dengan hubungan dokter – pasien.
Didalam Stratifikasi medis berkaitan dengan adanya ketidaktahuan, maka perubahan dalam sistem kesehatan memerlukan perubahan yang jelas didalam penyampaian informasi. Dalam suatu pembahasan tentang fungsi social dari ketidaktahuan, Moore dan Tumin mengemukakan bahwa “ketidaktahuan konsumen terhadap suatu pelayanan khusus dapat membantu melindungi posisi dari pemberi pelayanan”. Implikasi disini adalah bahwa posisi spesialis mungkin dalam bahaya bila pasien menjadi dokter.
Ketidaktahuan konsumen kesehatan ada 3 penyebab yaitu:
1.      Adanya ketidakpastian pada effek pelayanan yang menyebabkan orang awam tidak mengetahui tentang prosedur dari pengobatan.
2.      Pelayanan medis tidak dapat diperjualbelikan.
3.      Profesi medis yang tidak berusaha untuk memberikan informasi pada    pasien dan menyembunyikan informasi pasien yang memiliki status pasien yang rendah atau sulit untuk memperoleh informasi. Proses penyampaian informasi seharusnya dilakukan secara jujur, terperinci, dan berorientasi manusiawi karena pasien biasanya jarang meminta informasi terperinci dari dokter.
Di dalam stratifikasi sosial yang ada di masyarakat memiliki beberapa dampak terhadap kesehatan. Stratifikasi sosial ternyata berhubungan dengan jenis gangguan mental yang dapat terjadi pada seorang individu. Terdapat distribusi gangguan mental secara berbeda antara kelompok masyarakat yang berada pada strata sosial yang tinggi dengan strata sosial yang rendah. Dimana masyarakat dengan kelas sosial yang rendah prevelansi psikotik yang tinggi, sedangkan prevelansi neurotic lebih banyak pada kelompok kelas.
Hipotesis seleksi sosial menjelaskan bahwa seseorang yang mengalami gangguan mental karena hal yang membuatnya menjadi miskin atau peluncuran kebawah dari status sosial tinggi ke status sosial yang rendah. Hal ini menyebabkan seseorang mengalami gangguan mental karena factor psikologis, genetik, dan konstiusi.
Hipotesis sebab sosial menjelaskan bahwa orang yang  miskin memang memiliki kecenderungan untuk sakit mental. Hal ini karena dua kemungkinan yaitu:
1.      Sifat kecenderungan personal yang dimiliki sepeti; perasaan tidak berdaya dan kurang pengendalian terhadap diri sendiri.
2.      Kondisi sosial seperti kekurangan memperoleh doronggan dari orang lain.  
Stratifikasi sosial terhadap kesehatan digolongkan sebagai pengaruh yang bersifat tidak langsung akibat dari ketidaksamaan tingkat ekonomi anggota masyarakat. Selain itu, perbedaan akses pada kebutuhan kesehatan dipengaruhi oleh kondisi masyarakat. Masyarakat kelas atas memiliki akses terhadap fasilitas kesehatan yang lebih baik, seperti makanan bergizi dan apabila sakit mampu membeli obat, serta memanfaatkan rumah sakit dengan fasilitas dan pelayanan yang memadai. Berbeda dengan masyarakat kelas bawah yang tidak mampu membeli makanan dengan gizi lebih baik dan tinggal di lingkungan yang tidak sehat, serta kemungkinan untuk terserang penyakit lebih besar, jika sakit, mereka tidak dapat membeli obat serta mengakses fasilitas kesehatan yang berkualitas baik. Akibatnya, penyakit yang sebenarnya ringan dan mudah untuk disembuhkan, tetapi justru mematikan.





BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
A.   Status dalam Stratifikasi Sosial di Masyarakat
Status merupakan suatu lapisan di dalam kehidupan bermasyarakat. Seseorang dapat memiliki lebih dari satu status (kedudukan) yang disebut perangkat status atau status set. Setiap status menyediakan panduan bagaimana seseorang harus bertindak dan berperasaan. Status menempatkan seseorang pada batas apa yang dapat atau tidak dapat di lakukan karena status sosial merupakan bagian yang hakiki dalam struktur sosial, maka status sosial ditemukan dalam semua kelompok manusia.
B.     Peran dalam Stratifikasi Sosial di Masyarakat
Peran memaparkan apa yang diharapkan seseorang. Peran merupakan serangkaian peran atau konsep tentang apa saja yang dilakukan individu dalam masyarakat. Peran memiliki fungsi mengarahkan seseorang melakukan hal-hal yang sesuai dengan status sosialnya. Peranan mengatur perilaku seseorang. Orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang lain. Ketegangan peran adalah suatu keadaan yang menunjukan ketidaksanggupan individu menjalankan perannya karena dianggap tidak sesuai dengan keberadaan dirinya.
C.     Status dan Peran melalui Stratifikasi Sosial dalam Kesehatan
Terdapatnya stratifikasi sosial di masyarakat mempengaruhi timbulnya perbedaan gaya hidup, peluang hidup dan kesehatan, peluang bekerja dan berusaha, respons terhadap perubahan, kebahagiaan dan sosialisasi dalam keluarga, serta perilaku politik. Status dan peran memiliki hubungan yang erat dan sulit sekali dipisahkan karena merupakan unsur penentu bagi penempatan seseorang dalam strata tertentu dalam masyarakat. Stratifikasi sosial sering kali ditemukan dalam pelayanan di bidang kesehatan. Tiga dasar stratifikasi dalam sistem kesehatan yaitu: profesionalisme, elitisme, keterbatasan komunikasi dan stratifikasi medis. Di dalam stratifikasi sosial yang ada di masyarakat memiliki beberapa dampak terhadap kesehatan. Stratifikasi sosial ternyata berhubungan dengan jenis gangguan mental yang dapat terjadi pada seorang individu



3.2  Saran
1.      Seseorang yang memiliki status diharapkan mampu berperilaku sesuai kompetensi bidangnya serta mampu menempatkan apa yang dapat atau tidak dapat dilakukan dengan tepat sesuai dengan peran yang bertaut dengan dirinya.
2.      Stratifikasi sosial sebaiknya dijadikan motivasi yang kuat dan bukan menjadi halangan untuk menjadi lebih baik.
3.      Setiap orang diharapkan dapat mengembangkan sifat optimis dalam dirinya sehingga tidak mudah mengalami gangguan mental akibat stratifikasi sosial.






















DAFTAR PUSTAKA

Agung, Raharjo.Buku Kantong Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Maryati, kun. 1999. Sosiologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Pujiastuti, pulline. 2007. Sosiologi. Jakarta: Grasindo.
Waluyo, bagja. 2004. Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di masyarakat.
Bandung: PT. Setia Purna Inves.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar