BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit
Dengue maupun penyakit demam berdarah Dengue adalah penyakit infeksi yang
banyak dan sering berjangkit di daerh tropis, termasuk penyakit infeksi Tropis.
(Tropic Infection). Masalah kesehatan di tentukan oleh faktor perilaku dan
faktor non perilaku (lingkungan dan pelayanan). Perbaikan lingkungan fisik dan
peningkatan lingkungan sosio budaya serta peningkatan pelayanan kesehatan
diperlukan agar masyarakat menjadi sehat.
Penyakit
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopyctus. Faktor –
faktor yang mempengaruhi kejadian Demam Berdarah Dengue sangat kompleks,
antara lain iklim dan pergantian musim, kepadatan penduduk, mobilitas penduduk
dan transportasi.
Berdasarkan
kejadian dilapangan dapat diidentifikasikan factor utama adalah kurangnya
perhatian sebagian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan tempat tinggal.
Sehingga terjadi genangan air yang menyebabkan berkembangnya nyamuk. Penyakit
demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan penyebarannya
semakin meluas.
Penyakit
DBD sering berakibat fatal akibat penanganannya yang terlambat. Demam Berdarah
Dengue (DBD) disebut juga dengue
hemorrhagic fever (DHF), dengue fever
(DF), demam dengue (DD), dan dengue shock syndrome (DSS).
Di
Indonesia, penyakit DBD termasuk salah satu penyakit menular yang dapat
menimbulkan wabah. Sampai saat ini DBD di Indonesia masih merupakan penyakit
yang sering berjangkit merupakan penyakit musiman. Seperti penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di Sleman akibat kesadaran warga akan
pentingnya kebersihan lingkungan mulai mengendur. Terlebih di lingkungan
huntara maupun huntap wilayah Gondang I yang
rawan genangan air sehingga memicu berkembangnya jentik-jentik nyamuk.
Demam
Berdarah Dengue mulai menyerang penghuni selter Gondang I cangkringan Kabupaten
Sleman. Dalam beberapa minggu ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman mencatat
bahwa ada tiga warga penghuni selter positif terjangkit DBD, sedangkan belasan
warga lainnya juga mengalami gejala yang sama menyerupai kasus penyakit DBD.
Secara teoritis ada 4 cara untuk memutuskan rantai penularan demam berdarah
dengue, yaitu: melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan nyamuk
dan pengendalian vector. Untuk pengendalian vector dilakukan dengan 2 cara
yaitu dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan, salah satunya dengan
Pemberantasan Sarang Nyamuk. Namun, hingga saat ini masih belum optimal.
Banyaknya kasus Demam Berdarah Dengue
(DBD) di wilayah gondang I perlu diketahui bagaimana gejala DBD, gejala
penularan DBD, faktor-faktor penyebab penyakit dan dibutuhkan cara untuk menanggulangi,
membrantas, dan mencegah agar tidak bertambahnya penderita DBD.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
gejala penularan DBD?
2. Apa
gejala umum penderita DBD?
3. Apa
saja faktor-faktor penyebab penyakit DBD?
4. Bagaimana
proes penyembuhan DBD?
5. Bagaimana
cara menanggulangi, membrantas, mencegah agar tidak bertambah penderita DBD?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui
gejala penularan DBD
2. Mengetahui
gejala umum penderita DBD
3. Mengetahui
faktor-faktor penyebab penyakit DBD di wilayah Gondang I
4. Mengetahui
proses penyembuhan penyakit DBD
5. Mengetahui
cara mencegah penyakit DBD
BAB
2 PEMBAHASAN
2.1
Definisi Demam Berdarah Dengue
Demam berdarah dengue adalah
penyakit demam yang berlangsung akut menyerang baik orang dewasa maupun
anak-anak berusia dibawah 15 tahun, disertai dengan pendarahan dan dapat
menimbulkan syok yang dapat menyebabkan kematian penderita.
Demam Dengue (DD) atau Dengue Fever (DF)
adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan oleh nyamuk
Aedes aegepty, sedangkan Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhaege
Fever (DHF) juga penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan disebarkan oleh
nyamuk Aedes aegypti yang disertai manifestasi perdarahan dan cenderung
menimbulkan shock dan kematian.
Menurut Webmaster, penyakit demam berdarah
adalah infeksi yang disebabkan oleh virus. Di Indonesia hanya terdapat 2 jenis
virus penyebab demam berdarah yaitu virus dengue dan virus chikungunnya.
Penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD), yang disebabkan oleh virus dengue, yang dapat menyebabkan
gangguan pada pembuluh darah kapiler dan sistem pembekuan darah sehingga
mengakibatkan perdarahan-perdarahan yang dapat menimbulkan kematian.
Penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk tersebut. Penyakit ini dapat menyerang semua
orang dan dapat menyebabkan kematian terutama pada anak-anak serta sering
menimbulkan kejadian luar biasa atau wabah.
2.2
Gejala Penularan Demam Berdarah Dengu (DBD)
Penyakit DBD disebabkan oleh virus
dengue dari kelompok Arbovirus B, yaitu arthropad-borne
virus atau virus yang disebabkan oleh
arthropoda. Virus ini termasuk genus Flavivirus
dari famili Flavivirade. Flavivirus ini
berukuran diameter 40 nanometer, dapat berkembang biak dengan baikpada berbagai
macam kultur jaringan. Baik yang berasal dari sel-sel mamalia misalnya BHK
(Baby Hamster Kidney) maupun sel-sel arthropoda misalnya sel Aedes albopictus.
Ada empat tipe yaitu virus dengue tipe
1, 2, 3, dan 4. Serotipe DEN-3 merupakan jenis yang dihubungkan dengan
kasus-kasus parah. Infeksi oleh salah satu serotipe akan menimbulkan kekebalan
terhadap serotipe yang bersangkutan, tetapi tidak untuk serotipe yang lain.
Keempat jenis virus tersebut semuanya terdapat di Indonesia. Di daerah endemik
DBD,seseorang dapat terkena infeksi semua serotipe virus pada waktu yang
bersamaan.
Epidemiologi dengue disebabkan oleh
tiga faktor utama, yaitu virus, manusia, nyamuk.
Gambar.1 Cara penularan DBD dari nyamuk ke manusia
Vektor utama penyakit DBD adalah
nyamuk Aedes aegypti (di daerah
perkotaan/ urban) maupun Aedes Albopictus
(di daerah pedesaan/ rural). Nyamuk yang menjadi vektor penyakit DBD adalah
nyamuk yang menjadi terinfeksi saat menggigit manusia yang sedang sakit dan
viremia (terdapat virus dalam darahnya). Virus dapat pula ditularkan secara
transovarial dari nyamuk ke telur-telurnya.
Virus
berkembang dalam tubuh nyamuk selama 8-10 hari terutama dalam kelenjar air liurnya,
dan jika nyamuk ini menggigit orang lain maka virus dengue akan dipindahkan
bersama air liur nyamuk. Dalam tubuh manusia, virus ini akan berkembang selama
4-7 hari dan orang tersebutakan mengalami sakit demam berdarah dengue. Virus
dengue memperbanyak diri dalam tubuh manusia dan berada dalam darah selama satu
minggu. Cara penularannya seperti pada gambar 1.
Gambar
2. Daur Hidup Nyamuk AEDES AEGYPTI
Bionomik
vektor meliputi kesenangan tempat perindukan nyamuk, kesenangan nyamuk
menggigit dan kesenangan nyamuk istirahat diantaranya:
1. Kesenangan tempat perindukan nyamuk
Tempat perindukan nyamuk biasanya berupa
genangan air yang tertampung disuatu tempat atau bejana. Nyamuk Aedes tidak
dapat berkembangbiak digenangan air yang langsung bersentuhan dengan tanah.
Macam-macam
tempat penampungan air:
a. Tempat penampungan air (TPA), untuk keperluan
sehari-hari seperti: drum, bak mandi/WC, tempayan, ember dan lain-lain
b. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan
sehari-hari seperti: tempat minuman burung, vas bunga, ban bekas, kaleng bekas,
botol bekas dan lain-lain
c. Tempat
penampungan air alamiah seperti: lubang pohon, lubang batu, pelepah daun,
tempurung kelapa, pelepah pisang, potongan bambu dan lain-lain (Depkes RI,
1992).
2. Kesenangan nyamuk menggigit
Nyamuk betina biasa mencari mangsanya
pada siang hari. Aktivitas menggigit biasanya mulai pagi sampai petang hari,
dengan puncak aktivitasnya antara pukul 09.00-10.00 dan 16.00-17.00. Berbeda
dengan nyamuk yang lainnya, Aedes aegypti mempunyai kebiasaan menghisap
darah berulang kali (multiple bites) dalam satu siklus gonotropik untuk
memenuhi lambungnya dengan darah.
3. Kesenangan
nyamuk istirahat
Nyamuk Aedes hinggap
(beristirahat) di dalam atau kadang di luar rumah berdekatan dengan tempat
perkembangbiakannya, biasanya di tempat yang agak gelap dan lembab. Di
tempat-tempat tersebut nyamuk menunggu proses pematangan telur. Setelah
beristirahat dan proses pematangan telur selesai, nyamuk betina akan meletakan
telurnya di dinding tempat perkembangbiakannya, sedikit di atas permukaan air.
Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu ± 2 hari setelah
telur terendam air. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkan telur
sebanyak 100 butir. Telur tersebut dapat bertahan sampai berbulan-bulan bila
berada di tempat kering dengan suhu -2ºC sampai 42ºC, dan bila di tempat
tersebut tergenang air atau kelembabannya tinggi maka telur dapa menetas lebih
cepat (Depkes RI, 2005).
Gambar
3. Nyamuk Aedes aegypti
Nyamuk
Aedes berkembang biak pada genangan
air bersih yang terdapat pada bejana-bejana di dalam rumah maupun di luar
rumah. Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti
adalah:
a. Sayap
dan badannya belang-belang atau bergaris-garis putih
b. Berkembang
biak di air jernih yang tidak beralaskan tanah
c. Jarak
terbang ±
100 m dan nyamuk betina bersifat multiple biters
d. Tahan
dalam suhu panas dan kelembaban tinggi
2.3 Gejala Umum Penderita DBD
Demam
Berdarah Dengue (DBD) dapat menyerang anak usia sekolah maupun orang dewasa,
ditandai dengan gejala awal yaitu:
a. Demam
mendadak serta timbulnya tanda dan gejala klinis yang tidak khas.
b. Terdapat
kecenderungan terjadinya shock yang berakibat kematian
Hemostatis
yang abnormal dan kebocoran plasma adalah merupakan perubahan patofisiologis
yang paling mencolok disertai trombositopenia dan hemokonsentrasi merupakan
temuan yang selalu ada.
Gejala
umum Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi sebagai berikut:
a. Demam
Tinggi
b. Fenomena
pendarahan Hepatomegali
c. Sering
disertai kegagalan sirkulasi atau trombositopenia ringan atau sedang yang
disertai hemokonsentrasi.
Perubahan
patofisiologis utama menentukan derajat penyakit DBD. DBD biasanya diawali
dengan meningkatnya suhu tubuh secara mendadak disertai dengan memerahnya kulit
muka dan gejala klinik tidakkhas lainnya seperti:
a. Tidak
nafsu makan
b. Muntah
c. Nyeri
kepala
d. Nyeri
otot dan persendian
Keluhan-keluhan
beberapa pasien DBD antara lain:
a. Nyeri
tenggorok dan pada pemeriksaan faring
b. Rasa
tidak enak di daerah epigastrum
c. Nyeri
tekan pada lengkung iga kanan
d. Rasa
nyeri perut yang menyeluruh
e. Suhu
badan tinggi mencapai 40º Celsius berlangsung selama 2-7 hari, dan kemudian
menjadi normal atau subnormal dan dapat disertai kejang demam
Manifestasi
Klinis menurut WHO
Kasus
DBD ditandai oleh empat manifestasi klinis yaitu:
a. Demam
tinggi
b. Perdarahan
terutama perdarahan kulit hepatomegali
c. Kegagalan
peredaran darah
Pada
tahun 1975 WHO menyusun patokan dalam diagnosis klinis pada penderita DBD
yaitu:
1. Demam
tinggi dengan mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari
2. Manifestasi
perdarahan termasuk setidak-tidaknya uji Tourniquet positif dan salah satu
bentuk lai seperti petikia, purpuria,
ekinosis, epitaksis, perdarahan gusi, hematemesis atau melena
3. Pembesaran
hati
4. Tanpa
atau disertai renjatan
5. Trombositopenia
6. Hemokonsentrasi
yang dapat ditafsikan dengan meningginya nilai hematokrit sebanyak 20% atau
lebih dibandingkan nilai hematokrit pada masa konvalessen
Gambaran
Klinik
Masa
Inkubasi
Sesudah nyamuk menggigit penderita
dan memasukkan virus dengue kedalam kulit, terdapat masa laten yang berlangsung
4-5 hari diikuti oleh demam, sakit kepala dan malaise.
Demam
Demam terjadi secara mendadak
berlangsung selama 2-7 hari kemudian turun menjadi suhu normal atau lebih
rendah. Bersamaan dengan berlangsungnya demam, gejala-gejala klinik yang tidak
spesifik misalnya anoreksia, nyeri punggung, nyeri tulang, dan persendian,
nyeri kepala dan rasa lemah dapat menyertainya.
Perdarahan
Perdarahan biasanya terjadi pada
harikedua dari demam dan umumnya terjadi pada kulit.
Hepatomegali
Pada
permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba meskipun pada anak kekurangan
gizi, hatipun sudah teraba. Bila terjadi peningkatan dari hepatoegali dan hati
teraba kenyal,harus di perhatikan kemungkinan akan terjadinya renjatan pada
penderita.
Renjatan
(syok)
Permulaan
syok biasanya terjadi pada hari ketiga sejak sakitnya penderita, dimulai dengan
tanda-tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit lembab, dingin pada ujung hidung,
jari tangan dan jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bila syok terjadi
pada masa demam maka biasanya menunjukan prognosis yang buruk. Nadi menjadi
lembut dan cepat, kecil bahkan sering tidak teraba. Tekanan darah sistolik akan
menurun sampai di bawah angka 80 mmHg. Manifestasi renjatan pada anak terdiri
atas:
a. Kulit
pucat, dingin dan lembab terutama pada ujung jari kaki, tangan, dan hidung
b. Kuku
menjadi biru, kegagalan sirkulasi insufien yang menyebabkan peninggian
aktifitas simpatikus secara refleks
c. Apati,sopor,
dan koma akibat kegagalan sirkulasi serebral.
d. Tekanan
nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang
e. Tekanan
sistolik pada anak turun menjadi 80 mmHg atau kurang.
f. Ologuria
sampai anuria karena menurunnya perfusi darah yang meliputi arteri renalis.
Pembesaran
Hati
Hati
yang membesar pada umumnya dapat diraba pada permulaan penyakit dan pembesaran
hati ini tidak sejajar dengan berat penyakit. Nyeri tekan sering kali di
temukan tanpa disertai ikterus.
Hati pada anak berusia 4 tahun dan
atau lebih dengan gizi baik biasanya tidak dapat diraba. Kewaspadaan perlu
ditingkatkan pada anak yang hatinya semula tidak dapat diraba pada saat masuk
rumah sakit dan selama perawatan hatinya menjadi lebih dan kenyal, karena
keadaan ini menunjuk ke arah erjadinya renjatan. Pembasaran hati dilaporkan
ditemukan sekitar 64,4% pada bagian anak di rumah sakit.
Menurut WHO (1997) yang memberi
pedoman untuk membantu menegakkan diagnosis DBD secara dini disamping
menentukan derajat beratnya penyakit.
Klinis
Berat Penyakit
1. Demam
mendadak tinggi
2. Derajat
I : demam dengan uji bendung +
3. Perdarahan
(termasuk uji bendung +)
4. Derajat
II, derajat I + perdarahan spontan seperti petekie, epitaksis, hematemesis, dan
lain-lain
5. Derajat
III: nadi cepat dan lemah, tekanan darah tak terukur
6. Derajat
IV : syok berat, nadi tak teraba
7. Syok
: nadi kecil dan cepat
Gejala
Klinik Lain
Nyeri
epigastrum, mual, batuk, Atropapil, muntah-muntah, diare, maupun obstipasi dan
kejang-kejang. Keluhan nyeri perut yang hebat seringkali menunjukan akan
terjadinya perdarahan gastrointestinal dan syok.
Diagnosa
Laboratoris
a. Trombositopeni
pada hari ke-3 sampai ke-7 ditemukan penurunan trombosit hingga 100.000 /mmHg.
b. Hemokonsentrasi,
meningkatnya hematrokit sebanyak 20% atau lebih
Gambar 4. Pelana Kuda Derajat DBD
Derajat
Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue)
Derajat
I (Ringan)
a. Bila
Demam mendadak 2-7 hari yang disertai gejala klinis tidak khas
b. Satu-satunya
gejala perdarahan yang paling ringan adalah hasil uji tourniquet yang positif
Derajat
II (Sedang)
Gejala yang timbul pada DBD derajat I di tambah perdarahan spontan
biasanya dalam bentuk perdarahan kulit atau perdarahan lainnya. Epistaksis, perdarahan
gusi, hematemesis atau melena. Terdapat gangguan sirkulasi darah perifer yang
ringan berupa kulit dingin dan lembab, ujung jari dan hidung dingin.
Derajat
III (Berat)
Kegagalan
sirkulasi yang ditandai dengan: denyut, nadi yang cepat dan lemah. Menyempitnya
tekanan nadi 20 mmHg atau kurang atau hipotensi, ditandai dengan kulit dingin
dan lembab serta kondisi pasien menjadi gelisah
Derajat
IV (Berat Sekali)
Syok
DSS (Dengue Shock Syndrome) berat
dengan tidak terabanya denyut nadi maupun tekanan darah yang tidak terukur.
2.4 Faktor-Faktor
Penyebab DBD di Wilayah Gondang I
Timbulnya
penyakit DBD ditengarai adanya korelasi antara strain dan genetik, tapi
akhir-akhir ini ada tendensi agen
penyebab DBD di setiap daerah berbeda. Hal ini kemungkinan adanya faktor
geografik,selain faktor genetik dari hospesnya. Faktor yang mempengaruhi
kejadian penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue), antara lain:
a. Faktor
Host yaitu kerentaan (susceptibility)
dan respons imun
Host adalah manusia yang peka terhadap infeksi virus
dengue. Beberapa faktor yang mempengaruhi manusia adalah:
1.
Umur
Umur
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kepekaan terhadap infeksi virus dengue.
Semua golongan umur dapat terserang virus dengue, meskipun baru berumur
beberapa hari setelah lahir. Saat pertama kali terjadi epdemi dengue di
Gorontalo kebanyakan anakanak berumur 1-5 tahun. Di Indonesia, Filipina dan
Malaysia pada awal tahun terjadi epidemi DBD penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue tersebut menyerang terutama pada anak-anak berumur antara
5-9 tahun, dan selama tahun 1968-1973 kurang lebih 95% kasus DBD menyerang
anak-anak di bawah 15 tahun.
2.
Jenis kelamin
Sejauh
ini tidak ditemukan perbedaan kerentanan terhadap serangan DBD dikaitkan dengan
perbedaan jenis kelamin (gender). Di Philippines dilaporkan bahwa rasio
antar jenis kelamin adalah 1:1. Di Thailand tidak ditemukan perbedaan
kerentanan terhadap serangan DBD antara laki-laki dan perempuan, meskipun
ditemukan angka kematian yang lebih tinggi pada anak perempuan namun perbedaan
angka tersebut tidak signifikan. Singapura menyatakan bahwa insiden DBD pada
anak laki-laki lebih besar dari pada anak perempuan.
3.
Nutrisi
Teori
nutrisi mempengaruhi derajat berat ringan penyakit dan ada hubungannya dengan
teori imunologi, bahwa pada gizi yang baik mempengaruhi peningkatan antibodi
dan karena ada reaksi antigen dan antibodi yang cukup baik, maka terjadi
infeksi virus dengue yang berat.
4.
Populasi
Kepadatan
penduduk yang tinggi akan mempermudah terjadinya infeksi virus dengue, karena
daerah yang berpenduduk padat akan meningkatkan jumlah insiden kasus DBD
tersebut.
5.
Mobilitas penduduk
Mobilitas
penduduk memegang peranan penting pada transmisi penularan infeksi virus dengue.
Salah satu faktor yang mempengaruhi penyebaran epidemi dari Queensland ke
New South Wales pada tahun 1942 adalah perpindahan personil militer dan
angkatan udara, karena jalur transportasi yang dilewati merupakan jalur
penyebaran virus dengue (Sutaryo, 2005).
b. Faktor
lingkungan (environtment) yaitu
kondisi geografi (ketinggian dari permukaan laut, curah hujan, angin,
kelembaban, musim)
1.
Letak geografis
Penyakit
akibat infeksi virus dengue ditemukan tersebar luas di berbagai negara
terutama di negara tropik dan subtropik yang terletak antara 30º Lintang Utara
dan 40º Lintang Selatan seperti Asia Tenggara, Pasifik Barat dan Caribbean
dengan tingkat kejadian sekitar 50-100 juta kasus setiap tahunnya (Djunaedi,
2006). Infeksi virus dengue di Indonesia telah ada sejak abad ke-18
seperti yang dilaporkan oleh David Bylon seorang dokter berkebangsaan Belanda.
Pada saat itu virus dengue menimbulkan penyakit yang disebut penyakit
demam lima hari (vijfdaagse koorts) kadang-kadang disebut demam sendi (knokkel
koorts). Disebut demikian karena demam yang terjadi menghilang dalam lima
hari, disertai nyeri otot, nyeri pada sendi dan nyeri kepala. Sehingga sampai
saat ini penyakit tersebut masih merupakan problem kesehatan masyarakat dan
dapat muncul secara endemik maupun epidemik yang menyebar dari suatu daerah ke
daerah lain atau dari suatu negara ke negara lain (Hadinegoro dan Satari,
2002).
2.
Musim
Negara
dengan 4 musim, epidemi DBD berlangsung padadingin. Di Asia Tenggara epidemi
DBD terjadi pada musim hujan, seperti di Indonesia, Thailand, Malaysia dan
Philippines epidemi DBD terjadi beberapa minggu setelah musim hujan. Periode
epidemi yang terutama berlangsung selama musim hujan dan erat kaitannya dengan
kelembaban pada musim hujan. Hal tersebut menyebabkan peningkatan aktivitas
vektor dalam menggigit
karena
didukung oleh lingkungan yang baik untuk masa inkubasi.
c. Kondisi
demografi (kepadatan, mobilitas, perilaku, adat istiadat, sosial ekonomi
penduduk)
d. Jenis
nyamuk sebagai vektor penular penyakit
e. Faktor
gent yaitu sifat virus Dengue yang hingga saat ini telah diketahui ada 4 jenis
serotipe yaitu Dengue 1,2,3,4.
Faktor lain penyebab penyebaran
kasus DBD
Penularan
DBD dapat terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk penularnya. Oleh karena
itu tempat yang potensial untuk terjadi penularan DBD adalah:
a. Wilayah yang banyak
kasus DBD (rawan/endemis).
b. Tempat-tempat umum
yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orang yang datang dari berbagai wilayah
sehingga kemungkinan terjadinya pertukaran beberapa tipe virus dengue yang
cukup besar seperti: sekolah, RS/Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya,
tempat umum lainnya (hotel, pertokoan, pasar, restoran, tempat ibadah dan
lain-lain).
c. Pemukiman baru di
pinggir kota, penduduk pada lokasi ini umumnya berasal dari berbagai wilayah
maka ada kemungkinan diantaranya terdapat penderita yang membawa tipe virus dengue
yang berbeda dari masing-masing lokasi.
2.5 Proses Penyembuhan
Penyakit DBD ( Demam Berdarah Dengue)
Proses
penyembuhan DBD dengan atau tanpa adanya shock
berlangsung singkat dan sering kali tidak dapat diramalkan. Bahkan dalam
kasus syokstadium lanjut, segera setelah syok teratasi, pasien sembuh dalam
waktu 3 hari. Timbulnya kembali selera makan merupakan prognostik yang baik.
Fase
penyembuhan ditandai dengan adanya sinus beradikardia atau arimia jantung serta
patekie yang menyeluruh.
2.6 Cara Mencegah Demam
Berdarah Dengue (DBD)
Pencegahan
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) mencakup antara lain:
a. Terhadap
Nyamuk Perantara
Pemberantasan nyamuk Aedes aegypti induk
dan telurnya
b. Terhadap
diri kita
Memperkuat daya tahan tubuh, Melindungi
dari gigitan nyamuk
c. Terhadap
lingkungan
Mengubah perilaku hidup sehat terutama
kesehatan lingkungan
Cara
mencegah:
1. Penyuluhan
bagi Masyarakat
Dasar pencegahan demam berdarah adalah
memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat bagaimana cara pemberantasan
nyamuk dewasa dan sarang nyamuk yang dikenal pembasmian sarang nyamuk atau PSN.
Demi keberhasilanbersama PSN harus dilakukan bersama seluruh elemen masyarakat.
2. Cara
Memberantas jentik nyamuk
Cara memberantas jentik nyamuk dilakukan
dengan cara 3M:
a. Kuras
bak mandi seminggu sekali (Menguras)
b. Tutup
penyimpa air rapat-rapat (Menutup)
c. Kubur
kaleng dan ban bekas (Mengubur)
Gambar
5. 3M mencegah demam berdarah
3. Pedoman
Penggunaan bubuk Abate (Abatisasi)
a. Satu
sendok makan per (10 gram) untuk 100 liter air
b. Dinding
bak mandi jangan di sikat setelah ditaburi bubuk abate
c. Bubuk
akan menempel di bak
d. Bubuk
abate tetap efektif sampai 3 bulan
Gambar
6. Penggunaan bubuk abate
Gambar
7. Fogging
4. Cara
Memberantas nyamuk dewasa
a. Jangan
menggantung baju bekas pakai
b. Pasang
kasa nyamuk pada ventlasi dan jendela rumah
c. Lindungi
bayi ketika tidur di pagi dan siang hari dengan kelambu
d. Perhatikan
kebersihan sekolah
e. Pengasapan
(fogging)
BAB
3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banyaknya
kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah gondang I karena Wilayah tersebut
rawan dengan genangan air sehingga memicu berkembangnya jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti. Selain itu diidentifikasikan
faktor utama adalah kurangnya perhatian sebagian masyarakat terhadap kebersihan
lingkungan tempat tinggal,Sehingga terjadi genangan air yang menyebabkan
berkembangnya nyamuk.
3.2 Saran
Bagi
Masyarakat
Masyarakat harus merubah pola
perilaku dan kebiasaan hidup yang tidak sehat yang memicu timbulnya penyakit.
Bagi
Pemerintah
Pemerintah harus secepatnya mengambil
langkah-langkah preventif untuk mencegah bertambah meluasnya wabah DBD (Demam
Berdarah Dengue).
DAFTAR
PUSTAKA
Misnadiarly.
2009. Demam Berdarah Dengue (DBD).
Jakarta: Pustaka Populer
Obor
Soedarto.
1996. Penyakit-Penyakit Infeksi di
Indonesia. Surabaya: Widya medika
Surabaya
Widoyono.
2011. Penyakit Tropis. Jakarta:
Erlangga
tidak sesuai daftar pustakanya.
BalasHapusAda Obat Herbal Alami yang aman & efektif. Untuk Total Cure Call 2349010754824, atau kirim email ke drrealakhigbe@gmail.com Untuk Janji dengan (Dr.) AKHIGBE hubungi dia. Pengobatan dengan Obat Herbal Alami. Untuk: Demam Berdarah, Malaria. Menstruasi yang Nyeri atau Tidak Teratur. HIV / Aids. Penderita diabetes. Infeksi vagina. Keputihan Vagina. Gatal Dari Bagian Pribadi. Infeksi payudara. Debit dari Payudara. Nyeri & Gatal pada Payudara. Nyeri perut bagian bawah. Tidak Ada Periode atau Periode Tiba-tiba Berhenti. Masalah Seksual Wanita. Penyakit Kronis Tekanan Darah Tinggi. Rasa sakit saat berhubungan seks di dalam Pelvis. Nyeri saat buang air kecil. Penyakit Radang Panggul, (PID). Menetes Sperma dari Vagina Serta Untuk jumlah sperma rendah. Penyakit Parkinson. Lupus. Kanker. TBC Jumlah sperma nol. Bakteri Diare.Herpatitis A&B, Rabies. Asma. Ejakulasi cepat. Batu empedu, Ejakulasi Dini. Herpes. Nyeri sendi. Pukulan. Ereksi yang lemah. Erysipelas, Tiroid, Debit dari Penis. HPV. Hepatitis A dan B. STD. Staphylococcus Gonorrhea Sifilis. Penyakit jantung. Pile-Hemorrhoid. Rematik, tiroid, Autisme, pembesaran Penis, Pinggang & Nyeri Punggung. Infertilitas Pria dan Infertilitas Wanita. Dll. Ambil Tindakan Sekarang. hubungi dia & Pesan untuk Pengobatan Herbal Alami Anda: 2349010754824 dan email dia drrealakhigbe@gmail.com Catatan Untuk Janji dengan (Dr.) AKHIGBE. Saya menderita kanker selama setahun dan tiga bulan meninggal karena kesakitan dan penuh patah hati. Suatu hari saya mencari melalui internet dan saya menemukan kesaksian penyembuhan herpes oleh dokter Akhigbe. Jadi saya menghubungi dia untuk mencoba keberuntungan saya, kami berbicara dan dia mengirim saya obat melalui jasa kurir dan dengan instruksi tentang bagaimana meminumnya. Untuk kejutan terbesar saya minum obat herbal dalam waktu tiga minggu saya mendapat perubahan dan saya sembuh total . Saya tidak benar-benar tahu bagaimana itu terjadi tetapi ada kekuatan dalam pengobatan herbal Dr Akhigbe. Dia adalah dokter jamu yang baik.
BalasHapus