SOSIALISASI
1. PENGERTIAN
SOSIALISASI
Sosialisasi (socialization) adalah
kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki oleh manusia didapat melalui proses belajar
yang di pelajari oleh anggota baru masyarakat.
·
Menurut Peter Berger (1978), Sosialisasi adalah suatu proses melalui mana
seseorang belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat
(Manusia dimasukkan ke dalam manusia)
·
Menurut Charlotte Buhler, Sosialisasi
adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri,
bagaimana cara hidup, dan berpikir kelompoknya agar ia dapat berperan dan
berfungsi dengan kelompoknya.
·
Menurut Paul B. Horton, Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang
menghayati serta memahami norma-norma dalam masyarakat tempat tinggalnya
sehingga akan membentuk kepribadiannya.
·
Menurut Soerjono Soekanto, Sosialisasi adalah proses mengkomunikasikan
kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru. Sosialisasi
dapat terjadi melalui interaksi social secara langsung ataupun tidak langsung.
Proses sosialisasi dapat berlangsung melalui kelompok social, seperti keluarga,
teman sepermainan dan sekolah, lingkungan kerja, maupun media
massa.
·
Menurut Koentjaraningrat,Sosialisasi
adalah seluruh proses di mana seorang individu sejak masa kanak-kanak sampai
dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan
individu-individu lain yang hidup dalam masyarakat sekitarnya.
·
Menurut Irvin L. Child,
Sosialisasi adalah segenap proses yang menuntut individu mengembangkan potensi
tingkah laku aktualnya yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi kebiasaan
serta sesuai dengan standar dari kelompoknya.
Sosialisai adalah kebiasaan yang
dipunyai manusia yang dipelajari oleh anggota baru masyarakat melalui proses.
Menurut berger dan sejumlah tokoh
sosiologi, yang dipelajari dalam proses sosialisasi adalah peranan-peranan
yaitu tindakan-tindakan yang seharusnya dilakukan oleh seseorang sesuai dengan
kedudukannya (statusnya).
2. TAHAP-TAHAP
PENGEMBANGAN DIRI
Menurut George Herbert Mead dalam bukunya mind, self, and society (1972), ada
tahap perkembangan diri manusia:
a. Play
Stage
Dalam tahap ini, seorang anak kecil
mulai belajar mengambi peranan orang yang berada di sekitarnya dengan meniru
(imitasi) orang tuanya, kakaknya, tetangganya atau orang yang sering
berinteraksi dengannya.
b. Game
Stage
Pada tahap ini, seseorang anak
tidak hanya mengetahui peranan yang harus di jalankannya, tetapi telah
mengetahui peranan yang di jalankan orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Anak tersebut sudah menyadari peran yang ia jalankan dan peran orang lain.
Misalnya dalam bermain sepak bola ia menyadari adanya peranan sebagai wasit,
sebagai kiper, dan sebagai penjaga garis.
c. Signficant
other
Orang’s penting dengan siapa orang
berinteraksi dalam proses sosialisasi.
d. Generalized
other
Dalam tahap ini, seorang anak telah
memahami peranan orang lain yang lebih luas melalui interaksi pula ia mampu
memilih peranan yang ia kehendaki sehingga ia memiliki jati diri.
Menurut Mead, diri seseorang terbentuk melalui proses
sosialisasi.
Menurut
Charles H. Cooley, Konsep diri (looking-glass-self) seseorang
berkembang melalui interaksi dengan orang lain. Diri seseorang memantulkan apa
yang dirasakan sebagai tanggapan masyarakat terhadapnya. Menurut Cooley, looking-glass-self berlangsung melalui
tiga tahap berikut:
a. Persepsi
kita tentang bagaimana kita memandang orang lain
b. Persepsi
kita tentang penilaian mereka mengenai cara pandang kita
c. Peranan
kita tentang penilaian-penilaian ini.
Menurut
Cooley, melalui sosialisasi seseorang secara bertahap dapat mengembangkan
kemampuannya.
3. TUJUAN
SOSIALISASI
Tujuan soosialisasi antara lain
adalah sebagai berikut:
a. Membekali
seseorang dengan ketrampilan yang di butuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.
b. Mengembangkan
kemampuan berkomunikasi secara efektif seperti membaca, menulis, dan bebicara.
c. Mengendalikan
fungsi-fungsi organik melalui latihan mawas diri yang tepat
d. Membiasakan
diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada di
masyarakat
4. TIPE
SOSIALISASI
Ada dua tipe sosialisasi yaitu:
a. Formal
Sosialisasi tipe ini terjadi
melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam
negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.
b. Informal
Sosialisasi ini terdapat di
masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan seperti antara
teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di
masyarakat.
5. MACAM-MACAM
SOSIALISASI
·
Sosialisasi Primer
Adalah Sosialisasi paling dini atau
pertama yang di terima individu dari lingkungan keluarganya. Tempat sosialisasi
primer adalah keluarga, karena manusia pada umumnya lahir di tengah-tengah
keluarga. Menurut Peter L. Berger dan Luckmann,
sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa
kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Pada sosialisasi
ini, anak mulai mengenal anggota keluarga yang lain dan lingkungan keluarganya.
Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan anggota keluarga yang
lain dan orang-orang di sekitar keluarganya. Pada tahap ini, peran anggota
keluarga sangat menentukan corak kepribadian anak. Dengan demikian sosialisasi
primer bukan saja berpengaruh pada masa awal anak mulai menjalani sosialisasi,
tetapi lebih dari itu, apa yang telah diserap anak di masa tersebut akan
mendarah daging pada diri anak dan menjadi ciri mendasar kepribadian anak
setelah dewasa.
·
Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder merupakan
lanjutan dari sosialisasi primer. Sosialisasi sekunder mengajarkan nilai-nilai
baru di luar lingkungan keluarganya, seperti di sekolah, lingkungan bermain dan
lingkungan kerja.
6.
AGEN ATAU MEDIA SOSIALISASI
A.
Keluarga
Pada umumnya seseorang memulai kehidupannya dari
seorang keluarga. Melalui interaksi sosial dalam keluarga, anak mempelajari pola
perilaku, sikap, keyakinan, cita-cita dan nilai dalam masyarakat dalam rangka
mengembangkan kepribadiannya. Menurut Gertrude jaeger (1977) mengemukakan
bahwa peranan agen sosialisasi pada tahap awal (primer), terutama peran orang
tua sangat penting.
B.
Kelompok Bermain
Kelompok teman sepermainanmempunyai pengaruh besar
dan berperan kuat dalam membentuk pribadi si anak. Dalam kelompok ini, anak
belajar bersosialisasi dan belajar bagaimana mematuhi aturan-aturan yang
terdapat dalam kelompok bermainnya. Pada tahap ini, anak memasuki game stage,
fase dimana ia mulai mempelajari berbagai aturan yang mengatur peranan
orang-orang yang kedudukannya sederajat.
C.
Sekolah (Pendidikan)
Sekolah merupakan jenjang peralihan
antara keluarga dan masyarakat serta tempat berlangsungnya proses sosialisasi
secara formal. Pendidikan di sekolah berfungsi mengembangkan kepribadian anak
secar keseluruhan dan ideal. Sosialisasi di sekolah sangat mendukung
sosialisasi yang berlangsung di masyarakat.
Robert
Dreeben berpendapat bahwa yang dipelajari anak
di sekolah, di samping membaca, menulis, dan berhitung adalah aturan mengenai
kemandirian (independence), prestasi (achievement), universalisme
(universalism), spesifisitas (specyficity).
D.
Media Masa
Media massa mempunyai pengaruh besar
terhadap masyarakat dan berpera penting sebagai agen sosialisasi yang amat
penting. Pesan-Pesan yang ditayangkan melalui media elektronik (Tv, film) dapat
mengarahkan khalayak ke arah perilaku prososial atau antisosial.
Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa,
sosialisasi juga dilakukan oleh institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional, masyarakat, dan lingkungan pekerjaan. Semuanya membantu
seseorang membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya dan membuat presepsi
mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Dalam
beberapa kasus, pengaruh-pengaruh agen-agen ini sangat besar.
7.
POLA-POLA
SOSIALISASI
Sosialisasi selain sebagai proses
belajar dan mewariskan suatu kebudayaan dari satu generasi ke generasi
berikutnya, juga sebagai sarana untuk mengembangkan diri sendiri yang berarti
membangun diri sendiri untuk membentuk kepribadiannya. Dalam sosialisasi
dikenal dua macam pola sosialisasi, yaitu sosialisasi represif (repressive socialization)
dan sosialisasi partisipatif (partisipatory socialization).
a.
Sosialisasi Represif
Di masyarakat seringkali kita melihat
ada orang tua yang memberikan hukuman fisik pada anak yang tidak menaati
perintahnya. Misalnya memukul anak yang tidak mau belajar, atau mengunci anak
di kamar mandi karena berkelahi dengan teman. Contoh ini merupakan salah satu
bentuk sosialisasi represif yang ada di sekitar kita. Dari contoh tersebut
dapatkah kamu menyimpulkan apa sebenarnya sosialisasi represif itu? Sosialisasi
represif merupakan sosialisasi yang lebih menekankan penggunaan hukuman,
terutama hukuman fisik terhadap kesalahan yang dilakukan anak. Adapun ciri-ciri
sosialisasi represif di antaranya adalah sebagai berikut.
1) Menghukum
perilaku yang keliru.
2) Adanya
hukuman dan imbalan materiil.
3) Kepatuhan
anak kepada orang tua.
4) Perintah
sebagai komunikasi.
5)
Komunikasi nonverbal atau komunikasi satu arah yang berasal dari orang tua.
6)
Sosialisasi berpusat pada orang tua.
7) Anak
memerhatikan harapan orang tua. Dalam keluarga biasanya didominasi orang tua. Sosialisasi
represif umumnya dilakukan oleh orang tua yang otoriter. Sikap orang tua yang
otoriter dapat menghambat pembentukan kepribadian seorang anak.
b.
Sosialisasi Partisipatif
Pola ini
lebih menekankan pada interaksi anak yang menjadi pusat sosialisasi. Dalam pola
ini, bahasa merupakan sarana yang paling baik sebagai alat untuk membentuk hati
nurani seseorang dan sebagai perantara dalam pengembangan diri. Dengan bahasa,
seseorang belajar berkomunikasi, belajar berpikir, dan mengenal diri.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sosialisasi partisipatif
memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut.
1)
Memberikan imbalan bagi perilaku baik.
2) Hukuman
dan imbalan bersifat simbolis.
3) Otonomi
anak.
4) Interaksi
sebagai komunikasi.
5)
Komunikasi verbal atau komunikasi dua arah,baik dari anak maupun dari orang
tua.
6)
Sosialisasi berpusat pada anak.
7) Orang tua
memerhatikan keinginan anak.
8. HUBUNGAN SOSIALISASI dengan ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
Sosialisasi
dan Ilmu Kesehatan Masyarakat tidak pernah terpisahkan. Sosialisasi merupakan
upaya mengajarkan norma dan nilai yang mapan melalui pujian dan hukuman
simbolis bagi berbagai jenis perilaku (Mc Quail, 1987 : 251). Dalam studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat, di setiap kegiatan pengabdian masyarakat, penyuluhan, proses
pendekatan yang dilakukan dengan cara sosialisasi. Dengan sosialisasi,
masyarakat akan mudah memahami segala bentuk dan tujuan mengenai suatu cara
yang di sosialisasikan secara preventif. Strategi Sosialisasi di saat ini masih
sangat efektif untuk memberikan kesadaran, promosi serta mampu meyakinkan dan
memengaruhi masyarakat agar selalu sehat. Dalam Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat, selalu diajarkan bagaimana cara bersosialisasi kepada masyarakat
dengan cara atau strategi sebaik mungkin agar para mahasiswa yang nantinya
menjadi sarjana Kesehatan Masyarakat mampu Mencegah penyakit yang menyebabkan
sakit, dan mampu menjadikan negara ini menjadi Negara yang SEHAT.
Sosialisasi
merupakn suatu proses yang amat besar signifikan bagi kelangsungan keadaan
tertib masyarakat karena hanya lewat proses-proses sosialisasi itu sajalah
norma-norma sosial yang menjadi determinan segala keadaan tertib sosial itu
dapat diwariskan dan diteruskan dari generasi ke generasi (dengan ataupun tanpa
perubahan).
Daftar Pustaka
Maryati, kun. 1999. Sosiologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Narwoko, dwi j. 2006. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan Edisi Kedua. Jakarta: Kencan
Prenada Media Grup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar