BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ginjal manusia masing-masing terdiri
dari kurang lebih satu juta nefron. Setiap nefron memiliki sebuah glomerulus
yang merupakan suatu organ epitelio-vaskuler yang dirancang untuk filtrasi
ultra dari plasma dan glomerulus terletak di korteks ginjal dan hasil
penyaringannya akan menuju tubulus ginjal. Fungsi utama ginjal adalah
mengekskresikan/mensekresikan zat sisa metabolisme dan zat-zat lain yang
berbahaya terhadap tubuh, sambil mempertahankan konstituen darah yang masih
berguna. Selain itu, ginjal juga mempunyai fungsi endokrin yang penting. Penyebab
sering terjadinya kegagalan ketiga fungsi utama ginjal karena adanya penyakit
ginjal, sering juga didapatkan suatu keadaan dimana penyakit ginjal
mempengaruhi dua fungsi yang pertama tanpa mempengaruhi fungsi ketiga (Davey, 2005:
234).
Menurut
kebiasaan, penyakit ginjal dibagi berdasarkan perubahan yang mengenai empat
komponen morfologik dasar : glomerulus, tubulus, interstisium dan pembuluh
darah. Beberapa komponen tampak lebih rawan terhadap bentuk-bentuk spesifik
kerusakan ginjal seperti pada glomelurus. Kerusakan yang terjadi pada
glomerulus menyebabkan adanya penyakit glomelurus yang paling sering
diperantarai secara imunologik (Robbins dan Vinay, 1995: 183). Walaupun
terdapat banyak jenis penyakit yang menyerang glomerulus, namun efek dari kerusakan
glomerulus hampir sama pada setiap penyebabnya. Penyakit glomerulus merupakan
beberapa dari problema utama yang di jumpai dalam nefrologi (O’callagan, 2009:
69).
B. TUJUAN
Mengetahui mengenai penyakit
glomerulus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Glomelurus
merupakan suatu kapiler yang dikelilingi oleh kapsula Bowman, kumpulan epitel
tubulus berbentuk kapsul cekung dimana urin difiltrasi. Glomelurus juga
mengandung sel mesangial yang merupakan penggantung untuk menyangga lengkung
kapiler dan memiliki kemampuan kontraktil dan fagositik (O’callagan, 2009: 13).
Fungsi glomelurus yaitu sebagai sawar filtrasi, eliminasi toksin/sisa metabolisme,
dan konservasi konstituen darah normal (Davey, 2005: 235).
Glomerulus
dapat rusak karena sejumlah faktor dan selama perjalanan klinik beberapa
penyakit sistemik. Penyakit imunologik seperti lupus eritematosus (SLE), dan
kelainan vaskuler, serta penyakit metabolik dan beberapa kondisi murni
herediter (Robbins dan Vinay, 1995: 185). Penyakit glomerulus adalah penyakit yang menyerang
glomerulus. Menurut O’callagan (2009: 69), kerusakan akibat penyakit yang
menyerang glomerulus memiliki efek yang relatif hampir sama seperti:
a. Penurunan
laju filtrasi glomerulus akibat kerusakan kompenen glomerulus.
b. Proteinuria
yang disebabkan oleh kebocoran protein melalui membran basal glomerulus.
c. Hematuria
akibat cedera glomerulus aktif, menyebabkan perdarahan glomerulus.
d. Hipertensi
akibat retensi natrium dan air, sering kali dengan sekresi renin berlebih.
1.
Klasifikasi
Penyakit Glomerulus
Klasifikasi
penyakit glomerulus yaitu penyakit glomerulus bersifat primer jika hanya ginjal
yang terkena dan bersifat sekunder apabila selama proses, penyakit juga
mengenai jaringan lain. Penyakit glomerulus dapat diklasifikasikan berdasarkan
sindrom klinis yang terjadi, gambaran histopatologis, atau penyakit yang
mendasarinya (O’callagan, 2009: 69).
a. Klasifikasi
Patologis
- Penyakit
fokal menyerang hanya beberapa glomerulus.
- Penyakit
difus menyerang semua glomerulus.
- Penyakit
Segmental menyerang satu bagian pada glomerulus.
- Penyakit
global menyerang keseluruhan glomerulus (O’callagan, 2009: 69).
b. Klasifikasi
penyakit glomerulus
1) Glomerulonefritis
Primer
- Glomerulonefritis
proliferatif difusa akuta
- Glomerulonefritis
progresif (kresentik) cepat
- Glomerulonefritis
membranosa
- Nefrosis
lemak
- Glomerulosklerosis
segmental fokal
- Glomerulosnefritis
poliferatif membranosa
- Nefropati
Ig A
- Glomerulonefritis
kronis
|
2) Penyakit-penyakit
sekunder (sistemik)
- Lupus
eritematosus sistemik
- Diabetes
melitus
- Amiloidosis
- Sindrom
Goodpasture
- Poliarteritis
nodosa
- Granulomatosis
Wegener
- Purpura
Henoch-Schonlein
- Endokarditis
bakterial
|
3) Kelainan
Herediter
- Sindrom
Alport
- Penyakit
Fabry
|
(Robbins dan Vinay, 1995: 185).
|
2.
Penyebab
Penyakit Glomerulus
Penyebab
penyakit glomerulus hanya sedikit; terdiri dari sejumlah reaksi sensitivitas
terhadap sejumlah mikroorganisme seperti kelompok streptokokus A dan beberapa
obat-obatan, dan reaksi autoimun terhadap glomerulus sendiri atau sel-sel
tubulus ginjal. Seperti apa yang telah diutarakan sebelumnya, keikutsertaan
glomerulus dapat suatu penyertaan dari beberapa kelainan sistemik yang berbeda
seperti diabetes melitus dan SLE. Walaupun demikian, dalam banyak kasus
glomerulonefritis, etiologi tepat atau agen penyebab tidak dapat ditemukan
(Robbins dan Vinay, 1995: 186). Penyebab penyakit glomerulus dari beberapa
obat-obatan seperti preparat emas dan penisilamin menyebabkan nefropati
membranosa, hidralazin menyebabkan penyakit yang menyerupai lupus, obat
anti-inflamasi nonsteroid dapat menyebabkan penyakit gromerular perubahan
minimal dengan sindrom nefrotik dan terkadang dengan nefritis interstisial
(O’callagan, 2009: 73).
3.
Gambaran
Klinis Penyakit Glomerulus
Penyakit
glomerulus menyebabkan lima sindrom klinis utama. Hal ini dihasilkan oleh
kombinasi yang berbeda dari efek-efek yang mungkin timbul pada cedera
glomerulus. Lima sindrom klinis utama yaitu
a. Proteinuria
asimtomatik/hematuria dapat disebabkan oleh kerusakan glomerulus ringan.
b. Glomerulonefritis
= sindrom nefritis akut dan terdiri dari hematuria, penurunan akut pada laju
filtrasi glomerulus (LFG), retensi natrium dan air, dan hipertensi.
c. Glomerulonefritis
kronik terdiri dari kerusakan glomerulus progresif lambat, seringkali dengan
proteinura, hematuria, dan hipertensi.
d. Glomerulonefritis
progresif cepat merupakan sindrom gagal ginjal yang sangat cepat. Terdapat
oliguria yang sangat hebat dan seringkali hematuria serta proteinuria, biasanya
tanpa gambaran lain sindrom nefritik.
e. Sindrom
nefrotik terdiri dari proteinuria berat, menyebabkan ke hipoalbuminemia dan
edema generalisata (O’callagan, 2009: 69).
4.
Diagnosis
Penyakit Glomerulus
a. Penilaian
Klinis
Riwayat
hematuria yang jelas dan berulang 1-2 hari sesudah infeksi saluran pernapasan
atas mengarah ke nefropati Ig
A. Sindrom nefritik yang terjadi 1-3 minggu setelah infeksi mengarah ke
glomerulonefritis pasca infeksi, biasanya pasca streptokokus. Hemoptisis dengan
glomerulonefritis progresif cepat mengarah ke sindrom Goodpasture. Gambaran lain seperti
keterlibatan kulit atau sendi mengarah ke penyakit yang mendasari seperti lupus
eritematosus sistemik atau vaskulitis (O’callagan, 2009: 69).
Pemeriksaan
fisik dapat menunjukan hipertensi, edema atau tanda uremia. Penting untuk
memeriksa kulit, sendi, paru dan lesi jantung juga gangguan neurologis yang
dapat mengindikasikan lupus eritematosus sistemik maupun endokarditis infektif
dapat menyebabkan lesi katup jantung dan penyakit glomerulus (O’callagan, 2009:
69).
b. Pemeriksaan
Penunjang
Cara
pemeriksaan penunjang adalah dengan periksa urin untuk darah dan protein serta
lakukan pemeriksaan mikroskopik. Silinder sel darah merah mengindikasikan
cedera glomerulus aktif yang menyebabkan perdarahan glomerulus. Ukurlah albumin
serum dan tentukan proteinuria dengan mengumpulkan urin 24 jam atau hitung
rasio protein/kreatinin urin sewaktu. Nilailah LFG dari ureum dan kreatini
serum dan, jika perlu bersihkan kreatinin. Pemeriksaan darah yang terseleksi
mengindikasikan diagnosis yang spesifik. Jika diagnosis tidak jelas secara klinis
biasanya dilakukan biopsi ginjal (O’callagan, 2009: 69).
5.
Patologi
Glomerulus dan Penyakit Yang Terkait
a. Penyakit
membran basal glomerulus
- Nefropati
perubahan minimal mencakup 80% kasus sindrom nefrotik pada anak (berkaitan
dengan atopi) dan 20% pada orang dewasa. Obat anti-inflamasi nonsteroid dapat
menyebabkan penyakit perubahan minimal.
- Glomerulosklerosis
fokal segmental mencakup 15% kasus sindrom nefrotik pada orang dewasa dan juga
dapat menyebabkan hematuria dan hipertensi.
- Nefropati
membranosa penyebab sindrom nefrotik tersering pada pasien berusia lanjut.
b. Glomerulopati
poliferatif
- Glomeruloneftitis
mesangiokapiler dikenal sebagai glomerulonefritis membranopoliferatif.
Manifestasinya bervariatif dari hematuria sampai sindrom nefrotik dan nefritik.
- Nefropati
IgA merupakan penyakit gromerular primer paling sering didunia.
- Purpura
Henoch-Schonlein ciri khasnya terdapat ruam purpura pada pergelangan kaki, siku
dan bokong, nyeri abdomen dan penyakit ginjal.
- Glomerulonefritis
proliferatif difus memiliki patologi khas glomerulonefritis pascastreptokokus,
namun dapat timbul setelah infeksi lain, terutama endokarditis infektif.
- Glomerulonefritis
crescentic
Crescent
(bulan sabit)
merupakan akumulasi makrofag di dalam kapsula Bowman dan mengindikasikan
cedera glomerulus yang hebat (O’callagan, 2009: 71).
c. Penyakit
anti membran basal glomerulus (sindrom Goodpasture)
Penyakit
anti membran basal glomerulus merupakan penyakit yang disebabkan karena
antibodi yang berikatan dengan membran basal glomerulus sehingga memicu
inflamasi. Pengobatannya meliputi pertukaran plasma untuk mengeluarkan
antibodi, imunosupresi dengan steroid dan siklofosfamid untuk menghambat
peradangan glomerulus dan mengurangi pembentukan antibodi (O’callagan, 2009:
72).
d. Vaskulitis
sistemik primer
Penyakit
Vaskulitis sistemik primer menyebabkan peradangan nekrotikans pada pembuluh
darah dan sering kali menyerang ginjal, saluran pernapasan, sendi, kulit, dan
sistem saraf (O’callagan, 2009: 73).
e. Lupus
eritematosus sistemik
Penyakit
ini merupakan penyakit multisistem yang dapat mengenai sistem saraf, sendi,
kulit, ginjal, dan hati. Efeknya terhadap ginjal bervariasi dan telah
diklasifikasikan oleh WHO sebagai berikut : tipe-1 perubahan minimal, tipe-2
mesangial, tipe-3 proliferatif fokal, tipe-4 proliferatif difus, tipe-5 membranosa.
Pengobatan dengan steroid dan siklofosfamid atau azatioprin dan terkadang
dengan pertukaran plasma (O’callagan, 2009: 73).
f. Krioglobulinemia
Krioglobulin
merupakan imunoglobulin yang terpresipitasi dalam keadaan dingin. Zat ini
timbul pada penyakit inflamasi atau neoplasma (O’callagan, 2009: 73).
g. Disproteinemia
Kelainan
ini ditandai dengan kelebihan produksi antibodi oleh aktivitas sel plasma yang
jinak atau ganas (O’callagan, 2009: 73).
h. Artritis
reumatoid dan penyakit jaringan ikat
Artritis
reumatoid dapat menyebabkan deposit amiloid di ginjal, glomerulonefritis
proliferatif mesangial, nefropati membranosa atau glomerulonefritis fokal
segmental dengan vaskulitis dan nekrosis (O’callagan, 2009: 73).
i. Amiloidosis
Protein
amiloid biasanya merupakan kombinasi protein P amiloid dengan antibodi rantai
ringan. Secara histologis, protein amiloid dapat dilihat dengan pewarnaan merah
Congo atau immunostaining pada
glomerulus, tubulus, dan pembuluh darah. Pengobatannya bertujuan untuk
mengurangi produksi protein amiloid dengan mengobati disproteinema atau penyakit
inflamasi yang mendasari (O’callagan, 2009: 73).
6.
Pencegahan
dan Terapi Spesifik
Pencegahan
dapat dilakukan dengan diagnosis penyakit glomerulus sedini mungkin sehingga
dapat mengurangi kerusakan fungsi ginjal. Diagnosis penyebab utama perlu
ditegakkan dan ditangani dengan terapi spesifik. Penatalaksanaan umum mencakup
pemberian diuretik untuk mengurangi edema, pemberian inhibitor ACE untuk
mengurangi proteinuria, penanganan hipertensi secara agresif (obat anti
hipertensi) untuk memperlambat proses kerusakan ginjal. Terdapat terapi
spesifik untuk masing-masing tipe glomerulonefritis, misalnya penyakit lesi
minimal biasanya memberikan respon yang baik terhadap kortikostiroid. Sayangnya
beberapa penyakit sangat resisten terhadap terapi seperti sindrom nefrotik
(Davey, 2005: 245).
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Glomelurus
merupakan suatu kapiler yang dikelilingi oleh kapsula Bowman, kumpulan epitel
tubulus berbentuk kapsul cekung dimana urin difiltrasi. Kerusakan pada
glomerulus karena adanya penyakit glomelurus sering diperantarai secara
imunologik. Efeknya seperti: penurunan laju filtrasi glomerulus, proteinuria,
hematuria, hipertensi, edema.
Penyakit glomerulus adalah penyakit yang menyerang
glomerulus. Klasifikasi penyakit glomerulus yaitu penyakit glomerulus bersifat
primer dan bersifat sekunder. Penyebab penyakit glomerulus yaitu reaksi
sensitivitas terhadap sejumlah mikroorganisme dan beberapa obat-obatan, dan
reaksi autoimun terhadap glomerulus sendiri atau sel-sel tubulus ginjal. Lima
sindrom klinis utama yaitu proteinuria asimtomatik atau hematuria, sindrom
nefritis akut, glomerulonefritis kronik, glomerulonefritis progresif cepat,
sindrom nefrotik. Pencegahan dilakukan dengan diagnosis penyakit glomerulus
sedini mungkin untuk mengurangi kerusakan fungsi ginjal dan diagnosis penyebab
utama penyakit perlu ditegakkan dan
ditangani dengan terapi spesifik.
DAFTAR PUSTAKA
Davey, Patrick. (2005). At a Glance Medicine. Alih bahasa A.
Rahmalia, Cut Novianti. Editor A. Safitri.
Jakarta : Erlangga.
O’Callaghan, C. A. (2009). At a Glance Sistem Ginjal. Edisi Kedua.
Alih bahasa dr. Elizabeth Yasmine. Editor A. Safitri, R. Astikawati. Jakarta :
Erlangga.
Robbins, Stanley L dan Vinay Kumar.
(1995). Buku Ajar Patologi II (Basic
Pathology). Alih bahasa, Staf Pengajar Laboratorium Patologi Anatomik
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Jakarta : EGC.
Use this diet hack to drop 2 lb of fat in just 8 hours
BalasHapusAt least 160k men and women are using a easy and secret "water hack" to burn 1-2 lbs each and every night in their sleep.
It is easy and it works all the time.
You can do it yourself by following these easy steps:
1) Hold a glass and fill it half full
2) And then learn this weight losing HACK
and be 1-2 lbs thinner when you wake up!