Kamis, 14 November 2013

Penyakit Gomerulus


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Ginjal manusia masing-masing terdiri dari kurang lebih satu juta nefron. Setiap nefron memiliki sebuah glomerulus yang merupakan suatu organ epitelio-vaskuler yang dirancang untuk filtrasi ultra dari plasma dan glomerulus terletak di korteks ginjal dan hasil penyaringannya akan menuju tubulus ginjal. Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan/mensekresikan zat sisa metabolisme dan zat-zat lain yang berbahaya terhadap tubuh, sambil mempertahankan konstituen darah yang masih berguna. Selain itu, ginjal juga mempunyai fungsi endokrin yang penting. Penyebab sering terjadinya kegagalan ketiga fungsi utama ginjal karena adanya penyakit ginjal, sering juga didapatkan suatu keadaan dimana penyakit ginjal mempengaruhi dua fungsi yang pertama tanpa mempengaruhi fungsi ketiga (Davey, 2005: 234).
Menurut kebiasaan, penyakit ginjal dibagi berdasarkan perubahan yang mengenai empat komponen morfologik dasar : glomerulus, tubulus, interstisium dan pembuluh darah. Beberapa komponen tampak lebih rawan terhadap bentuk-bentuk spesifik kerusakan ginjal seperti pada glomelurus. Kerusakan yang terjadi pada glomerulus menyebabkan adanya penyakit glomelurus yang paling sering diperantarai secara imunologik (Robbins dan Vinay, 1995: 183). Walaupun terdapat banyak jenis penyakit yang menyerang glomerulus, namun efek dari kerusakan glomerulus hampir sama pada setiap penyebabnya. Penyakit glomerulus merupakan beberapa dari problema utama yang di jumpai dalam nefrologi (O’callagan, 2009: 69).
B.    TUJUAN
Mengetahui mengenai penyakit glomerulus.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Glomelurus merupakan suatu kapiler yang dikelilingi oleh kapsula Bowman, kumpulan epitel tubulus berbentuk kapsul cekung dimana urin difiltrasi. Glomelurus juga mengandung sel mesangial yang merupakan penggantung untuk menyangga lengkung kapiler dan memiliki kemampuan kontraktil dan fagositik (O’callagan, 2009: 13). Fungsi glomelurus yaitu sebagai sawar filtrasi, eliminasi toksin/sisa metabolisme, dan konservasi konstituen darah normal (Davey, 2005: 235).
Glomerulus dapat rusak karena sejumlah faktor dan selama perjalanan klinik beberapa penyakit sistemik. Penyakit imunologik seperti lupus eritematosus (SLE), dan kelainan vaskuler, serta penyakit metabolik dan beberapa kondisi murni herediter (Robbins dan Vinay, 1995: 185). Penyakit  glomerulus adalah penyakit yang menyerang glomerulus. Menurut O’callagan (2009: 69), kerusakan akibat penyakit yang menyerang glomerulus memiliki efek yang relatif hampir sama seperti:
a.    Penurunan laju filtrasi glomerulus akibat kerusakan kompenen glomerulus.
b.    Proteinuria yang disebabkan oleh kebocoran protein melalui membran basal glomerulus.
c.    Hematuria akibat cedera glomerulus aktif, menyebabkan perdarahan glomerulus.
d.    Hipertensi akibat retensi natrium dan air, sering kali dengan sekresi renin berlebih.
e.    Edema yang juga disebabkan retensi natrium dan air, sering kali dengan sekresi renin berlebih.

1.    Klasifikasi Penyakit Glomerulus
Klasifikasi penyakit glomerulus yaitu penyakit glomerulus bersifat primer jika hanya ginjal yang terkena dan bersifat sekunder apabila selama proses, penyakit juga mengenai jaringan lain. Penyakit glomerulus dapat diklasifikasikan berdasarkan sindrom klinis yang terjadi, gambaran histopatologis, atau penyakit yang mendasarinya (O’callagan, 2009: 69).
a.    Klasifikasi Patologis
-       Penyakit fokal menyerang hanya beberapa glomerulus.
-       Penyakit difus menyerang semua glomerulus.
-       Penyakit Segmental menyerang satu bagian pada glomerulus.
-       Penyakit global menyerang keseluruhan glomerulus (O’callagan, 2009: 69).
b.    Klasifikasi penyakit glomerulus
1)    Glomerulonefritis Primer
-       Glomerulonefritis proliferatif difusa akuta
-       Glomerulonefritis progresif (kresentik) cepat
-       Glomerulonefritis membranosa
-       Nefrosis lemak
-       Glomerulosklerosis segmental fokal
-       Glomerulosnefritis poliferatif membranosa
-       Nefropati Ig A
-       Glomerulonefritis kronis
2)    Penyakit-penyakit sekunder (sistemik)
-       Lupus eritematosus sistemik
-       Diabetes melitus
-       Amiloidosis
-       Sindrom Goodpasture
-       Poliarteritis nodosa
-       Granulomatosis Wegener
-       Purpura Henoch-Schonlein
-       Endokarditis bakterial
3)    Kelainan Herediter
-       Sindrom Alport
-       Penyakit Fabry

(Robbins dan Vinay, 1995: 185).
2.    Penyebab Penyakit Glomerulus
Penyebab penyakit glomerulus hanya sedikit; terdiri dari sejumlah reaksi sensitivitas terhadap sejumlah mikroorganisme seperti kelompok streptokokus A dan beberapa obat-obatan, dan reaksi autoimun terhadap glomerulus sendiri atau sel-sel tubulus ginjal. Seperti apa yang telah diutarakan sebelumnya, keikutsertaan glomerulus dapat suatu penyertaan dari beberapa kelainan sistemik yang berbeda seperti diabetes melitus dan SLE. Walaupun demikian, dalam banyak kasus glomerulonefritis, etiologi tepat atau agen penyebab tidak dapat ditemukan (Robbins dan Vinay, 1995: 186). Penyebab penyakit glomerulus dari beberapa obat-obatan seperti preparat emas dan penisilamin menyebabkan nefropati membranosa, hidralazin menyebabkan penyakit yang menyerupai lupus, obat anti-inflamasi nonsteroid dapat menyebabkan penyakit gromerular perubahan minimal dengan sindrom nefrotik dan terkadang dengan nefritis interstisial (O’callagan, 2009: 73).
3.    Gambaran Klinis Penyakit Glomerulus
Penyakit glomerulus menyebabkan lima sindrom klinis utama. Hal ini dihasilkan oleh kombinasi yang berbeda dari efek-efek yang mungkin timbul pada cedera glomerulus. Lima sindrom klinis utama yaitu
a.    Proteinuria asimtomatik/hematuria dapat disebabkan oleh kerusakan glomerulus ringan.
b.    Glomerulonefritis = sindrom nefritis akut dan terdiri dari hematuria, penurunan akut pada laju filtrasi glomerulus (LFG), retensi natrium dan air, dan hipertensi.
c.    Glomerulonefritis kronik terdiri dari kerusakan glomerulus progresif lambat, seringkali dengan proteinura, hematuria, dan hipertensi.
d.    Glomerulonefritis progresif cepat merupakan sindrom gagal ginjal yang sangat cepat. Terdapat oliguria yang sangat hebat dan seringkali hematuria serta proteinuria, biasanya tanpa gambaran lain sindrom nefritik.
e.    Sindrom nefrotik terdiri dari proteinuria berat, menyebabkan ke hipoalbuminemia dan edema generalisata (O’callagan, 2009: 69).
4.    Diagnosis Penyakit Glomerulus
a.    Penilaian Klinis
Riwayat hematuria yang jelas dan berulang 1-2 hari sesudah infeksi saluran pernapasan atas mengarah ke nefropati Ig A. Sindrom nefritik yang terjadi 1-3 minggu setelah infeksi mengarah ke glomerulonefritis pasca infeksi, biasanya pasca streptokokus. Hemoptisis dengan glomerulonefritis progresif cepat mengarah ke  sindrom Goodpasture. Gambaran lain seperti keterlibatan kulit atau sendi mengarah ke penyakit yang mendasari seperti lupus eritematosus sistemik atau vaskulitis (O’callagan, 2009: 69).
Pemeriksaan fisik dapat menunjukan hipertensi, edema atau tanda uremia. Penting untuk memeriksa kulit, sendi, paru dan lesi jantung juga gangguan neurologis yang dapat mengindikasikan lupus eritematosus sistemik maupun endokarditis infektif dapat menyebabkan lesi katup jantung dan penyakit glomerulus (O’callagan, 2009: 69).
b.    Pemeriksaan Penunjang
Cara pemeriksaan penunjang adalah dengan periksa urin untuk darah dan protein serta lakukan pemeriksaan mikroskopik. Silinder sel darah merah mengindikasikan cedera glomerulus aktif yang menyebabkan perdarahan glomerulus. Ukurlah albumin serum dan tentukan proteinuria dengan mengumpulkan urin 24 jam atau hitung rasio protein/kreatinin urin sewaktu. Nilailah LFG dari ureum dan kreatini serum dan, jika perlu bersihkan kreatinin. Pemeriksaan darah yang terseleksi mengindikasikan diagnosis yang spesifik. Jika diagnosis tidak jelas secara klinis biasanya dilakukan biopsi ginjal (O’callagan, 2009: 69).
5.    Patologi Glomerulus dan Penyakit Yang Terkait
a.    Penyakit membran basal glomerulus
-       Nefropati perubahan minimal mencakup 80% kasus sindrom nefrotik pada anak (berkaitan dengan atopi) dan 20% pada orang dewasa. Obat anti-inflamasi nonsteroid dapat menyebabkan penyakit perubahan minimal.
-       Glomerulosklerosis fokal segmental mencakup 15% kasus sindrom nefrotik pada orang dewasa dan juga dapat menyebabkan hematuria dan hipertensi.
-       Nefropati membranosa penyebab sindrom nefrotik tersering pada pasien berusia lanjut.
b.    Glomerulopati poliferatif
-       Glomeruloneftitis mesangiokapiler dikenal sebagai glomerulonefritis membranopoliferatif. Manifestasinya bervariatif dari hematuria sampai sindrom nefrotik dan nefritik.
-       Nefropati IgA merupakan penyakit gromerular primer paling sering didunia.
-       Purpura Henoch-Schonlein ciri khasnya terdapat ruam purpura pada pergelangan kaki, siku dan bokong, nyeri abdomen dan penyakit ginjal.
-       Glomerulonefritis proliferatif difus memiliki patologi khas glomerulonefritis pascastreptokokus, namun dapat timbul setelah infeksi lain, terutama endokarditis infektif.
-       Glomerulonefritis crescentic
Crescent (bulan sabit)  merupakan akumulasi makrofag di dalam kapsula Bowman dan mengindikasikan cedera glomerulus yang hebat (O’callagan, 2009: 71).
c.    Penyakit anti membran basal glomerulus (sindrom Goodpasture)
Penyakit anti membran basal glomerulus merupakan penyakit yang disebabkan karena antibodi yang berikatan dengan membran basal glomerulus sehingga memicu inflamasi. Pengobatannya meliputi pertukaran plasma untuk mengeluarkan antibodi, imunosupresi dengan steroid dan siklofosfamid untuk menghambat peradangan glomerulus dan mengurangi pembentukan antibodi (O’callagan, 2009: 72).
d.    Vaskulitis sistemik primer
Penyakit Vaskulitis sistemik primer menyebabkan peradangan nekrotikans pada pembuluh darah dan sering kali menyerang ginjal, saluran pernapasan, sendi, kulit, dan sistem saraf (O’callagan, 2009: 73).
e.    Lupus eritematosus sistemik
Penyakit ini merupakan penyakit multisistem yang dapat mengenai sistem saraf, sendi, kulit, ginjal, dan hati. Efeknya terhadap ginjal bervariasi dan telah diklasifikasikan oleh WHO sebagai berikut : tipe-1 perubahan minimal, tipe-2 mesangial, tipe-3 proliferatif fokal, tipe-4 proliferatif difus, tipe-5 membranosa. Pengobatan dengan steroid dan siklofosfamid atau azatioprin dan terkadang dengan pertukaran plasma (O’callagan, 2009: 73).
f.     Krioglobulinemia
Krioglobulin merupakan imunoglobulin yang terpresipitasi dalam keadaan dingin. Zat ini timbul pada penyakit inflamasi atau neoplasma (O’callagan, 2009: 73).
g.    Disproteinemia
Kelainan ini ditandai dengan kelebihan produksi antibodi oleh aktivitas sel plasma yang jinak atau ganas (O’callagan, 2009: 73).
h.    Artritis reumatoid dan penyakit jaringan ikat
Artritis reumatoid dapat menyebabkan deposit amiloid di ginjal, glomerulonefritis proliferatif mesangial, nefropati membranosa atau glomerulonefritis fokal segmental dengan vaskulitis dan nekrosis (O’callagan, 2009: 73).
i.      Amiloidosis
Protein amiloid biasanya merupakan kombinasi protein P amiloid dengan antibodi rantai ringan. Secara histologis, protein amiloid dapat dilihat dengan pewarnaan merah Congo atau immunostaining pada glomerulus, tubulus, dan pembuluh darah. Pengobatannya bertujuan untuk mengurangi produksi protein amiloid dengan mengobati disproteinema atau penyakit inflamasi yang mendasari (O’callagan, 2009: 73).
6.    Pencegahan dan Terapi Spesifik
Pencegahan dapat dilakukan dengan diagnosis penyakit glomerulus sedini mungkin sehingga dapat mengurangi kerusakan fungsi ginjal. Diagnosis penyebab utama perlu ditegakkan dan ditangani dengan terapi spesifik. Penatalaksanaan umum mencakup pemberian diuretik untuk mengurangi edema, pemberian inhibitor ACE untuk mengurangi proteinuria, penanganan hipertensi secara agresif (obat anti hipertensi) untuk memperlambat proses kerusakan ginjal. Terdapat terapi spesifik untuk masing-masing tipe glomerulonefritis, misalnya penyakit lesi minimal biasanya memberikan respon yang baik terhadap kortikostiroid. Sayangnya beberapa penyakit sangat resisten terhadap terapi seperti sindrom nefrotik (Davey, 2005: 245).


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Glomelurus merupakan suatu kapiler yang dikelilingi oleh kapsula Bowman, kumpulan epitel tubulus berbentuk kapsul cekung dimana urin difiltrasi. Kerusakan pada glomerulus karena adanya penyakit glomelurus sering diperantarai secara imunologik. Efeknya seperti: penurunan laju filtrasi glomerulus, proteinuria, hematuria, hipertensi, edema.
Penyakit  glomerulus adalah penyakit yang menyerang glomerulus. Klasifikasi penyakit glomerulus yaitu penyakit glomerulus bersifat primer dan bersifat sekunder. Penyebab penyakit glomerulus yaitu reaksi sensitivitas terhadap sejumlah mikroorganisme dan beberapa obat-obatan, dan reaksi autoimun terhadap glomerulus sendiri atau sel-sel tubulus ginjal. Lima sindrom klinis utama yaitu proteinuria asimtomatik atau hematuria, sindrom nefritis akut, glomerulonefritis kronik, glomerulonefritis progresif cepat, sindrom nefrotik. Pencegahan dilakukan dengan diagnosis penyakit glomerulus sedini mungkin untuk mengurangi kerusakan fungsi ginjal dan diagnosis penyebab utama  penyakit perlu ditegakkan dan ditangani dengan terapi spesifik.







DAFTAR PUSTAKA
Davey, Patrick. (2005). At a Glance Medicine. Alih bahasa A. Rahmalia, Cut Novianti. Editor A. Safitri. Jakarta : Erlangga.
O’Callaghan, C. A. (2009). At a Glance Sistem Ginjal. Edisi Kedua. Alih bahasa dr. Elizabeth Yasmine. Editor A. Safitri, R. Astikawati. Jakarta : Erlangga.
Robbins, Stanley L dan Vinay Kumar. (1995). Buku Ajar Patologi II (Basic Pathology). Alih bahasa, Staf Pengajar Laboratorium Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Jakarta : EGC.

1 komentar:

  1. Use this diet hack to drop 2 lb of fat in just 8 hours

    At least 160k men and women are using a easy and secret "water hack" to burn 1-2 lbs each and every night in their sleep.

    It is easy and it works all the time.

    You can do it yourself by following these easy steps:

    1) Hold a glass and fill it half full

    2) And then learn this weight losing HACK

    and be 1-2 lbs thinner when you wake up!

    BalasHapus