Program Advokasi Peningkatan
Hak Kesehatan Reproduksi Remaja
Robiatul Adawiah
Kesehatan Masyarakat
Pendahuluan
Kelompok
yang paling rentan terhadap pengabaian hak-hak reproduksi adalah remaja. Remaja
kerap kali diperlakukan dengan tidak adil. Masalah remaja dengan alat
reproduksinya kurang mendapat perhatian karena umur remaja yang masih muda.
Para remaja yang masih terikat dengan status pelajar seolah-olah dianggap bebas
dari masalah dan penyakit yang berkenaan dengan alat reproduksi. Dengan seiring
berkembangnya teknologi, informasi dan komunikasi, remaja dapat dengan mudahnya
mengetahui informasi dunia mengenai fungsi alat reproduksi dan cenderung
menjurus pada pelaksanaan hubungan seksual yang bebas. Bahkan di kalangan
remaja terjadi revolusi hubungan seksualitas yang bebas tanpa batas atau
liberalis.
Hidup
di zaman teknologi memang penuh dengan tantangan, terutama bagi remaja.
Gempuran kebudayaan asing masuk lewat internet dan televisi sehingga
menimbulkan dampak yang kompleks terhadap pola pikir remaja. Hal tersebut dapat
terlihat jelas lewat perilaku/tingkah laku, model pakaian dan gaya hidup.
Remaja yang gelisah dan yang selalu menginginkan hal instan akan lebih mudah
menyerap hal-hal yang negatif. Informasi yang mudah diakses semakin
menjerumuskan remaja untuk mengikuti kebudayaan yang negatif dari negara lain,
seperti hubungan seksual pranikah. Hubungan seksual tersebut bahkan lebih
banyak penyimpangannya seperti Homoseks. Dalam melakukan hubungan seksual, seorang
remaja akan mendapati kemungkinan yaitu kehamilan yang tidak dikehendaki dan Penyakit
akibat hubungan seksual yang menjurus pada kematian, serta terganggunya
psikologis remaja. Hal-hal tersebut dikarenakan rendahnya keimanan seseorang
remaja dan penurunan moral remaja bangsa serta tidak diamalkannya pancasila
didalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.
Dari
zaman ke zaman gaya hidup remaja selalu menginginkan perbedaan dengan zaman
sebelumnya. Para remaja menganggap bahwa merekalah yang paling nyentrik. Pada
zaman sekarang ini, kebebasan pola pikir pada remaja sangatlah berkembang
pesat. Para remaja menganggap layak melakukan segala hal, maka berpotensi
muncul anggapan pada remaja bahwa perilaku seks pun dapat dilakukan secara
bebas.
Perilaku
seks bebas sudah sangat memprihatinkan dan menjadi masalah mendesak yang perlu
segera diantisipasi dan ditangani. Legalisasi dan batasan antara yang boleh dan
yang tidak boleh menjadi kabur. Berdasarkan
permasalahan-permasalahan tersebut di atas dibutuhkan suatu tempat dimana
mahasiswa dapat datang untuk memperoleh penyelesaian mengenai permasalahan
kesehatan reproduksi seperti , HIV-AIDS, narkoba serta konsultasi seputar
problematika remaja.
A.
Pengertian
Advoksai
secara harfiah berarti pembelaan,sokongan atau bantuan terhadap seseorang yang
mempunyai permasalahan.Istilah advokasi mula-mula digunakan di bidang hukum
atau pengadilan. Menurut
Johns Hopkins (1990) advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik
melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif.
Istilah
advocacy/advokasi di bidang kesehatan mulai digunakan dalam program kesehatan
masyarakat pertama kali oleh WHO pada tahun 1984 sebagai salah satu strategi
global Pendidikan atau Promosi Kesehatan.WHO merumuskan bahwa dalam mewujudkan
visi dan misi Promosi Kesehatan secara efektif menggunakan 3 strategi
pokok,yaitu :
1.Advocacy
2. Social
support
3. Empowerment.
Advokasi
diartikan sebagai upaya pendekatan terhadap orang lain yang dianggap mempunyai
pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang
dilaksanakan.Oleh karena itu yang menjadi sasaran advokasi adalah para pemimpin
atau pengambil kebijakan( policy makers) atau pembuat keputusan(decision
makers) baik di institusi pemerintah maupun swasta.
Kesehatan Reproduksi pada remaja
merupakan masalah yang sangat penting sehingga dibutuhkan perhatian yang
ekstra. Kesehatan reproduksi untuk remaja bukan hanya sekedar kebutuhan semata.
Namun, Kesehatan reproduksi pada remaja ini merupakan hak asasi manusia. Kesehatan
Reproduksi menurut ICPD adalah keadaan sehat jasmani, rohani, dan bukan hanya
terlepas dari ketidakhadiran penyakit atau kecacatan semata, yang berhubungan
dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi.
Masalah kesehatan remaja yang dapat
berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi remaja adalah sebagai berikut:
a.
Masalah gizi
Meliputi anemia,kurang gizi, pertumbuhan terhambat.
Khusus untuk remaja putri, bila pertumbuhan panggul sempit dapat berisiko pad
proses melahirkan bayi berat dikemudian hari.
b.
Masalah seks dan
seksual
Penyalahgunaan
peran seks dan seksualitas, penanganan kehamilan remaja
c.
Gaya hidup
Remaja
Gaya hidup
remaja sangat mempengaruhi kesehatan reproduksinya.
Masalah-masalah
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1.
Masalah
kemiskinan
2.
Kurang
tersedianya lapangan kerja
3.
Rendahnya
tingkat pengetahuan remaja tentang Kesehatan Reproduksi
B.
Tujuan
Memperbaiki
dan meningkatkan derajat status kesehatan reproduksi remaja
C.
Sasaran
Aktivis mahasiswa yang bergerak di bidang kesehatan reproduksi
yang bersedia aktif, dan kreatif mengembangkan wadah berkumpulnya para aktivis
kesehatan reproduksi baik didalam kampus maupun di luar kampus.
1.
Tenaga
profesional kesehatan
Sebagian
besar peran tenaga profesional adalah Promosi kesehatan dan pencegahan terhadap
penyakit. Promosi kesehatan bukan hanya deteksi awal dan pengobatan penyakit.
Tetapi juga berkaitan dengan pendekatan terhadap seseorang secara holistik.
2.
Institusi
Pelaksana Kesehatan
Institusi
pelaksana berperan sebagai lembaga yang melaksanakan suatu program kesehatan.
3.
Organisasi massa
Organisasi yang
menggerakkan serta mengumpulkan masa dan membentuk kesatuan yang utuh dalam
proses upaya peningkatan kesehatan reproduksi remaja.
4.
Organisasi
Profesi Kesehatan
Forum
komunikasi yang diadakan bertujuan untuk meningkatkan peran organisasi profesi
di bidang kesehatan dalam ikut serta dalam pembangunan program kesehatan
reproduksi yang menjadi hak remaja.
5.
LSM (Lembaga
Swadaya Masyarakat)
Lembaga
ini berperan dalam menggerakan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan
reproduksi.
6.
Kelompok Orang
yang Berpengaruh dalam Masyarakat
Kelompok Orang yang berpengaruh dalam
masyarakat diharapkan mampu menggerakkan partisipasi masyarakat dalam menjaga
kesehatan reproduksi pada remaja sehingga dapat meningkatkan status kesehatan
reproduksi dalam masyarakat.
7.
Kelompok media
massa
Kelompok
ini berperan untuk meraih dukungan masa melalui media masa serta memberikan
informasi sehingga para masyarakat tergerak untuk meningkatkan kesehatan
reproduksinya serta reproduksi para remaja. Kelompok media masa ini berperan
menyebarluaskan informasi mengenai pentingnya kesehatan reproduksi untuk
remaja.
8.
Kelompok
pengusaha yang terkait Kesehatan
Kelompok
ini berperan dalam penguat progam dan pemberi dukungan financial untuk proses
peningkatan kesehatan reproduksi.
9.
Kelompok peduli
Kesehatan
Kelompok
ini merupakan kelompok yang peduli terhadap kesehatan reproduksi para remaja.
10. Mahasiswa/aktifis kesehatan
Kelompok
aktifis mahasiswa yang berperan untuk mengawali sebuah gerakan program
peningkatan kesehatan reproduksi pada remaja.
D.
Cara Pelaksanaan
1. Mengadakan
penyuluhan kepada remaja secara intensif.
2. Mengadakan
kegiatan pelatihan kesehatan
reproduksi kepada remaja.
3.
Membuat program khusus untuk pelayanan
kesehatan reproduksi bagi remaja di polindes, puskesmas, rumah sakit, dll.
4.
Meningkatkan Aktivitas remaja pada
kegiatan positif yang produktif.
5.
Memberikan Pendidikan seks positif kepada remaja.
E.
Langkah-Langkah Pelaksanaan
1. Identifikasi
masalah kesehatan reproduksi remaja yang berisiko
2. Pembentukan
organisasi aktivis KesPro
Kegiatan untuk membangun inisiatif kesehatan seksual dan
reproduksi di kelompok mahasiswa dan masyarakat. Memfasilitasi aktivitas
pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi mahasiswa dan penyelenggaraan
kegiatan peningkatan kesadaran kesehatan reproduksi bagi remaja.
3. Sosialisasi
Adanya Kelompok Awal Kesehatan Reproduksi di antara Mahasiswa dan masyarakat
Sosialisasi
ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa dan pada masyarakat
mengenai pentingnya menjaga organ reproduksi. Selain itu, lebih menekankan agar
para remaja mendapat pemahaman yang benar mengenai kesehatan reproduksi serta
pendidikan seks yang telah di dapatkan.
4. Kegiatan
pelaksanaan program khusus untuk pelayanan kesehatan reproduksi bagi remaja
seperti:
-
Keluarga Berencana untuk remaja berisiko
-
Pemberian Pemahaman yang benar mengenai
seks
-
Cara menjaga kesehatan organ reproduksi
remaja
-
Program konseling kesehatan reproduksi
bagi remaja
5.
Kegiatan pengawasan bagi remaja berisiko melalui pengawasan tertutup
dari orang tua
Orang
tua sebaiknya memberikan alternatif-alternatif kegiatan yang positif bagi
remaja yang sedang tumbuh untuk mengurangi gejolak nafsu seks para remaja. Para
orang tua hendaknya, tidak segan dalam membekali diri dengan membaca isu-isu
kesehatan reproduksi anak atau remaja secara utuh, agar tidak menimbulkan salah
persepsi tentang pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi untuk anak-anak dan
untuk remaja.
F.
Indikator Keberhasilan
1. Ada peningkatan kesehatan reproduksi remaja
2. Ada organisasi kespro
3. Ada forum komunikasi
4. Program yang terlaksana
5. Ada dokumentasi kegiatan
6. Ada kesepakatan tertulis dan lisan
7. Ada opini publik
Referensi
Ida
ayu.2006.Edisi 2Memahami kesehatan
Reproduksi wanita.Jakarta:EGC
Saparinah
Sadli.2010.Berbeda tapi setara.Jakarta:Kompas
Media Nusantara
Surbakti.2009.Kenalilah Anak Remaja Anda.Jakarta:
Elex Media Komputindo
Fery
Efendi.2009.Keperawatan dan kesehatan
komunitas.Jakarta :Salemba Medika